BANDUNG, KOMPAS - Banjir di Kampung Bojong Asih, Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, masih menggenang hingga Sabtu (1/11/2025) malam.
Luapan Sungai Citarum belum menunjukkan tanda-tanda surut akibat hujan yang kembali turun pada sore dan malam hari.
Hujan pertama mengguyur kawasan tersebut sekitar pukul 14.00 WIB dengan intensitas sedang.
Air yang sempat surut beberapa sentimeter sejak pagi kembali naik.
Belum sempat warga benar-benar lega, hujan kedua turun lagi pada pukul 19.42 WIB, membuat warga kembali bersiaga.
Pantauan di lapangan, genangan air di Bojong Asih berkisar antara 40 hingga 70 sentimeter.
Jalan gang perkampungan sulit dilalui kendaraan roda dua dan warga memilih berjalan dengan menggunakan sepatu bot, tanpa alas kaki, atau menggulung celana setinggi lutut.
Meski demikian, aktivitas warga tetap berlangsung.
Beberapa keluarga tampak duduk di teras rumah yang telah ditinggikan sebagai langkah antisipasi tahunan.
Di beberapa titik, warga terlihat menyiapkan perahu fiber kecil yang biasa digunakan untuk mobilitas saat banjir menggenang.
Dede Supriyatna (38), warga RW 08, mengatakan air mulai naik perlahan sejak sore.
Ia dan keluarganya memilih beraktivitas di lantai dua rumahnya.
"Tadi sore air sempat turun sedikit, kami sudah senang. Tapi, sekarang malam hujan datang lagi. Sekarang kami terus pantau, jangan sampai air masuk lebih tinggi," katanya ditemui di lokasi.
Menurut Dede, kondisi tubuh harus tetap dijaga.
Ia dan istrinya bergantian berjaga agar barang-barang elektronik berada di posisi aman jika sewaktu-waktu debit air meningkat.
"Sudah biasa sih, tapi tetap saja khawatir. Kalau malam suka cepat naik," ujarnya.
Warga Bersiap
Sementara itu, Siti Nurhasanah (52), warga lain di kawasan tersebut, mengungkapkan warga mulai menyimpan persediaan makanan dan air bersih sejak awal hujan turun.
"Kalau sudah begini, kami tahu harus siap apa. Air bersih paling rawan karena sumur biasanya keruh. Jadi, kami simpan air galon cadangan," ujarnya.
Siti mengatakan, sebagian warga perempuan tetap melakukan aktivitas rumah tangga seperti memasak dan mencuci, meski dengan keadaan air yang menggenang di halaman rumah.
"Ya mau bagaimana lagi. Kegiatan tetap jalan, tapi lebih lambat. Kalau malam dingin sekali, apalagi kalau hujan masih turun," tambahnya.
Di ujung kampung, beberapa anak muda terlihat membantu memindahkan barang-barang dari rumah seorang warga lanjut usia yang rumahnya berada di dataran lebih rendah.
Mereka menggunakan gerobak dorong yang dimodifikasi.
Situasi berjalan dengan gotong-royong tanpa banyak perintah.
Khawatir Air Naik Lebih Tinggi
Salah satu dari mereka, Asep Ramdani (29), mengaku khawatir air akan naik lebih tinggi jika hujan tidak kunjung reda.
"Sekarang yang penting kami bantu-bantu. Kalau air nambah, evakuasi bisa makin banyak. Kami sudah biasa begini setiap musim hujan, tetapi tetap saja harus siap,” ucapnya.
Asep menyebutkan bahwa warga juga mengikuti informasi terbaru dari grup WhatsApp kampung yang dikelola ketua RT dan relawan kebencanaan.
Informasi dari BPBD, kondisi sungai masih fluktuatif dan berpotensi meningkat jika wilayah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung kembali diguyur hujan.
Lampu-lampu rumah yang remang akibat genangan air menciptakan suasana tenang namun penuh kewaspadaan.
Di beberapa titik terdengar suara mesin genset milik warga yang mengantisipasi padamnya aliran listrik.
Sebagian warga laki-laki memilih tetap berada di luar rumah hingga larut malam. Mereka duduk di kursi plastik atau berdiri di pinggir jalan kampung, memantau perkembangan air sambil berbincang pendek.
Namun, obrolan mereka tidak jauh dari kemungkinan tinggi air pada dini hari.
Hingga berita ini diturunkan, hujan di Dayeuhkolot masih berlangsung. Warga masih berjaga, berharap air tidak naik lebih tinggi.
Sementara itu, Kepala Bidang Logistik dan Kebencanaan BPBD Kabupaten Bandung, Beni Sonjaya, mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih mengumpulkan data terbaru terkait banjir yang melanda wilayah Kabupaten Bandung.
"Yang baru masih direkap karena air dari sore masih naik karena hujan masih turun, apalagi kalau turunnya di Kota Bandung," katanya melalui pesan singkat.
Jika Kota Bandung dan Kabupaten Bandung tidak diguyur hujan kembali, air yang merendam Kampung Bojong Asih cepat surut.
"Paling setengah hari juga surut kalau enggak hujan lagi di Kota Bandung," ujarnya.
Situasi di Bojong Asih malam ini menggambarkan rutinitas tahunan yang terus berulang.
Meski terbiasa, kekhawatiran tetap menyelimuti, khususnya bagi warga yang tinggal di area rendah yang paling mudah tergenang.
Mereka hanya bisa berharap hujan segera mereda dan banjir kembali surut.
https://bandung.kompas.com/read/2025/11/01/213838678/hujan-kembali-turun-banjir-bojong-asih-bandung-belum-surut-air-naik-lagi