INDRAMAYU, KOMPAS.com - Vika Navadilla (5), seorang bocah asal Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kini dalam kondisi memprihatinkan akibat pembengkakan kelenjar getah bening atau limfadenopati.
Saat ini, Vika hanya dirawat seadanya di rumah oleh orang tuanya, Kurnadi (41) dan Yuyun Wahyuni (32).
Kondisi Vika memburuk dengan munculnya banyak benjolan yang menyebar dari leher hingga ke kepala, sehingga wajahnya terlihat bengkak.
Dia pun hanya bisa menangis menahan rasa sakit yang dialaminya dan kesulitan tidur.
Kurnadi mengungkapkan rasa putus asanya, mengingat kondisi Vika tidak kunjung baik meski telah menjalani perawatan secara rutin.
Baca juga: Kelenjar Getah Bening di Leher Bengkak, Ini Kemungkinan Penyebabnya…
"Ini sampai dua tahun saya tidak berobat-berobat, tadinya berobat terus tapi tidak ada hasilnya," ujar Kurnadi saat ditemui di rumahnya, Minggu (7/9/2025).
Awalnya, penyakit yang diderita Vika bermula dari sakit gigi, namun seiring waktu, kondisinya semakin parah.
Kurnadi menceritakan bahwa setelah disarankan oleh kerabatnya, ia membawa Vika ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Terus kelanjutannya saya periksa ke rumah sakit, di sana di-scan, dicek-cek, akhirnya diambil sampel dari mulutnya semacam dagingnya, lalu dioperasi dua kali dan akhirnya timbulnya seperti ini," ujarnya sambil menunjukkan kondisi Vika.
Meskipun Kurnadi memiliki BPJS Kesehatan, ia mengaku terkendala biaya transportasi dan kebutuhan selama perawatan, sehingga pengobatan Vika terpaksa dihentikan.
Ia berharap ada perhatian dari pemerintah untuk kesembuhan anaknya.
Baca juga: Apa Saja Ciri Pembengkakan Kelenjar Getah Bening? Berikut 7 Daftarnya
"Pengennya tuh saya seperti semula lagi, tadinya kan anak saya lahir sehat, tidak ada masalah, tapi setelah sakit dan berobat jadi seperti ini," ungkap Kurnadi.
Kurnadi, yang bekerja sebagai petani, dan Yuyun, seorang ibu rumah tangga, mengaku keterbatasan ekonomi membuat mereka terpaksa merawat Vika seadanya di rumah.
Mereka bahkan harus mengorbankan pendidikan anak pertama mereka, Teddy Erlangga (16), yang terpaksa putus sekolah karena alasan ekonomi dan sering sakit.
“Utang-utang pengobatan sebelumnya juga belum kami lunasi, saya hanya berharap ada yang mau membantu untuk kesembuhan anak saya,” harap Kurnadi.