KOMPAS.com - Dokter spesialis kandungan, dr. Marcel Elian Suwito, Sp.OG, mengungkapkan bahwa masih banyak mitos yang beredar di kalangan masyarakat seputar konsumsi makanan tertentu selama kehamilan.
Salah satu yang sering menjadi perdebatan adalah apakah makan nanas bisa menyebabkan keguguran.
Menurut Marcel, hal ini merupakan mitos belaka. "Ini juga mitos, konsumsi nanas tidak menyebabkan keguguran,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (17/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa keguguran disebabkan oleh kelainan kromosomal janin atau produk kehamilan yang memang tidak baik dari awalnya, ataupun masalah pada DNA fragmentasi sperma.
“Jika pada usia kehamilan di atas 10 minggu, masih bisa dipikirkan penyebab dari komplikasi penyakit ibu yang mungkin tidak diketahui sebelumnya,” tambahnya.
Baca juga: 3 Mitos Seputar Kehamilan yang Dipercaya, Begini Kata Dokter Kandungan
Banyak orang percaya bahwa makan nanas, yang mengandung bromelain, bisa merangsang kontraksi rahim dan menyebabkan keguguran. Namun, hal ini belum terbukti secara medis.
Bromelain memang dapat memengaruhi jaringan tubuh, tetapi jumlah yang terkandung dalam nanas tidak cukup signifikan untuk memengaruhi kehamilan secara langsung.
Oleh karena itu, selama dimakan dalam jumlah wajar, nanas aman untuk ibu hamil dan bahkan bisa menjadi sumber vitamin C yang bermanfaat.
Baca juga: Mitos Kehamilan: Bentuk Perut Tidak Menentukan Jenis Kelamin Janin
Selain mitos seputar nanas, ada beberapa makanan dan minuman lain yang perlu dihindari oleh ibu hamil untuk menjaga kesehatan ibu dan janin.
Dilansir dari Mayo Clinic, berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari saat hamil.
Beberapa jenis ikan seperti ikan pedang, hiu, dan marlin mengandung merkuri dalam jumlah tinggi, yang dapat berbahaya bagi perkembangan otak janin. Pilihlah ikan dengan kandungan merkuri rendah seperti salmon atau trout.
Hindari konsumsi makanan laut atau daging mentah, termasuk sushi, sashimi, dan steak setengah matang, yang bisa mengandung bakteri atau parasit berbahaya. Pastikan semua makanan dimasak hingga matang sempurna.
Susu dan produk olahan susu yang tidak dipasteurisasi bisa mengandung bakteri yang berisiko menyebabkan penyakit seperti listeriosis. Selalu pilih produk yang sudah dipasteurisasi untuk menghindari risiko ini.
Telur mentah atau yang belum matang sepenuhnya bisa mengandung bakteri Salmonella. Hindari makanan seperti tiramisu atau adonan kue yang menggunakan telur mentah.
Baca juga: Minum Kopi Saat Hamil, Aman atau Tidak? Ini Kata Dokter Kandungan
Terlalu banyak kafein dapat memengaruhi janin, karena kafein dapat menyeberang ke dalam darah janin. Disarankan untuk membatasi konsumsi kafein kurang dari 200 mg per hari, yang setara dengan satu cangkir kopi.
Konsumsi alkohol selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin yang serius, termasuk fetal alcohol syndrome. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol sama sekali selama kehamilan.
Hindari makan sayuran atau buah yang belum dicuci bersih, karena bisa mengandung bakteri atau parasit yang berbahaya. Pastikan semua buah dan sayuran dicuci dengan air mengalir.
Dengan mengetahui makanan dan minuman yang perlu dihindari selama kehamilan, ibu hamil dapat membuat pilihan yang lebih bijak untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan janinnya.
Kehamilan adalah masa yang penuh perhatian terhadap kesehatan, baik untuk ibu maupun janin.
Menghindari makanan atau minuman yang berisiko dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi.
Sebagai tambahan, mitos seputar konsumsi makanan seperti nanas sebaiknya tidak dipercaya begitu saja tanpa dasar ilmiah.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan jika ada kekhawatiran terkait asupan makanan selama kehamilan.
Baca juga: Hipertensi pada Ibu Hamil: Risiko Preeklamsia yang Harus Diwaspadai
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini