Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanatopraksi, Metode Pengawetan Jenazah Paus

Kompas.com - 25/04/2025, 12:25 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Ratusan ribu orang berdatangan ke Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Paus Fransiskus. Paus akan disemayamkan sampai Jumat (25/5) dan menurut rencana dimakamkan pada Sabtu, untuk kemudian dikebumikan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, Italia.

Bagi banyak umat Katolik yang taat, melihat Paus setelah wafat bukan sekadar ritual, melainkan sebuah tindakan yang sarat makna spiritual dan ungkapan rasa hormat.

Agar umat dapat melihatnya secara langsung, mendiang Paus Fransiskus telah menjalani teknik pengawetan bernama tanatopraksi, yang memungkinan jenazahnya yang terbaring di peti tidak rusak selama masa penghormatan terakhir.

Tanatopraksi bukanlah proses mumi?kasi, melainkan teknik pengawetan jenazah yang umumnya digunakan untuk keperluan ditampilkannya jenazah secara publik.

Baca juga: Kapan Paus Fransiskus Dimakamkan? Berikut Jadwal dan Lokasinya

Praktik yang dianggap sebagai evolusi modern dari pembalseman, diatur secara hukum di Italia melalui undang-undang yang disahkan pada tahun 2022. Kelebihan dari metode tanatopraksi adalah penggunaan zat-zat yang tidak invasif dan lebih menghormati integritas tubuh manusia.

Antrean orang-orang yang hendak melihat jenazah Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Rabu (23/4/2025). Pemakaman Paus Fransiskus digelar pada Sabtu (26/4/2025).AFP/TIZIANA FABI Antrean orang-orang yang hendak melihat jenazah Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Rabu (23/4/2025). Pemakaman Paus Fransiskus digelar pada Sabtu (26/4/2025).

Teknik ini merupakan perawatan higienis yang memperlambat proses pembusukan, sehingga penampilan alami jenazah dapat dipertahankan selama beberapa hari.

Prosedurnya melibatkan penyuntikan cairan pengawet ke dalam sistem arteri, disinfeksi menyeluruh terhadap tubuh, penggunaan riasan korektif, serta pengaturan posisi tangan dan wajah untuk menciptakan kesan yang tenang dan damai.

Penggunaan tanatopraxis memiliki sejarah panjang di Gereja Katolik. Selama berabad-abad, jenazah paus diawetkan karena alasan spiritual dan tuntutan praktis penghormatan publik, serta durasi upacara pemakaman.

Di masa lalu, paus menjalani pembalsaman. Ini teknik yang lebih invasif yang melibatkan pengangkatan organ dalam dan penyuntikan zat, seperti formalin dan alkohol. Namun, seiring berjalannya waktu, perhatian yang lebih besar diberikan kepada martabat tubuh manusia. Ini mendorong gereja menggunakan metode yang lebih bijaksana dan penuh rasa hormat.

Baca juga: Obituari untuk Sri Paus Fransiskus

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini


Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau