Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamas Rilis Video Sandera Israel-AS di Gaza, Memohon Trump Membebaskannya

Kompas.com - 01/12/2024, 20:29 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

TEL AVIV, KOMPAS.com - Kelompok Hamas Palestina merilis video sandera Israel-AS pada Sabtu (30/11/2024). Dalam video tersebut, sandera memohon kepada Presiden terpilih AS Donald Trump untuk membebaskannya.

Usai melihat video berduasi 3,5 menit tersebut, Yael Alexander, ibu dari sandera Edan Alexander terguncang.

Pasalnya, video itu memperlihatkan sandera berusia 20 tahun tampak pucat dan duduk di ruang gelap di dekat dinding.

Baca juga: Serangan Udara Rusia Hantam Wilayah Suriah yang Dikuasai Pemberontak

Ia kemudian memperkenalkan dirinya dan berbicara kepada keluarganya, PM Israel Benjamin Netanyahu, dan Donald Trump.

"Video itu memberi kita harapan, tetapi juga menunjukkan betapa sulitnya bagi Edan dan para sandera lainnya, dan betapa mereka menangis dan berdoa agar kita menyelamatkan mereka," tutur ibunya di sebuah rapat umum di Tel Aviv yang menyerukan pembebasan para sandera, dikutip dari Reuters pada Minggu (1/12/2024).

"Edan yang terkasih, kami sangat merindukanmu," katanya sebelum meminta para pemimpin Israel untuk mengakhiri perang di Gaza dan membuat kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera.

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan, video itu adalah perang psikologis yang kejam.

Ia juga telah memberi tahu keluarga Alexander melalui panggilan telepon bahwa Israel bekerja tanpa lelah untuk membawa pulang para sandera.

Baca juga: UNRWA Hentikan Pengiriman Bantuan via Penyeberangan Utama Gaza-Israel, Ini Alasannya

Sementara itu, tim transisi Donald Trump tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Alexander, seorang tentara pada saat penculikannya, dibawa ke Gaza selama serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas di Israel selatan.

Sekitar setengah dari 101 sandera asing dan Israel yang masih ditahan tanpa akses komunikasi di Gaza diyakini masih hidup.

Sementara itu, para pemimpin Hamas tiba di Kairo pada Sabtu untuk melakukan pembicaraan gencatan senjata dengan pejabat Mesir.

Tujuannya untuk mencari cara mencapai kesepakatan yang dapat mengamankan pembebasan para sandera dengan imbalan tahanan Palestina.

Tawaran baru itu muncul setelah Washington mengatakan minggu ini bahwa mereka menghidupkan kembali upaya untuk mencapai tujuan itu.

"Kita memiliki kesempatan penting untuk menyelesaikan kesepakatan guna membebaskan para sandera, menghentikan perang, dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza," terang juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett.

"Kesepakatan ini, sekarang ada di atas meja," terangnya.

Baca juga: Iran Siap Dukung Suriah Usai Pemberontak Kuasai Aleppo

Di sisi lain, Forum Keluarga Sandera mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden dan Trump untuk meningkatkan upaya guna mengamankan pembebasan sandera.

"Nyawa para sandera berada di ujung tanduk," ungkap forum tersebut.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau