Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacu Jalur Mendunia: Raup Rp 74 Miliar, 1,5 Juta Orang Nonton Langsung

Kompas.com - 25/08/2025, 09:43 WIB
Albertus Adit,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AFP

KUANTAN SINGINGI, KOMPAS.com – Festival budaya Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, tahun ini menarik perhatian dunia setelah aksi viral bocah berusia 11 tahun, Rayyan Arkan Dikha, ramai diperbincangkan di media sosial.

Dikha tampil menari di ujung perahu tradisional saat lomba Pacu Jalur, dan gerakan khasnya memicu tren global. Tarian tersebut bahkan ditiru sejumlah atlet internasional seperti pembalap Formula 1 Alex Albon dan rider MotoGP Marc Marquez.

Kepala Dinas Pariwisata Riau, Roni Rakhmat, mengatakan bahwa fenomena Dikha berdampak signifikan terhadap peningkatan jumlah wisatawan.

Baca juga: Tarian Aura Farming Bocah Pacu Jalur Riau Jadi Sorotan Dunia

“Tahun lalu, Pacu Jalur dikunjungi 1,4 juta orang dengan perputaran ekonomi Rp 40 miliar. Tahun ini kami perkirakan tembus 1,5 juta pengunjung, dengan nilai ekonomi mencapai Rp 74 miliar,” ujar Roni kepada AFP.

Ia menambahkan, kehadiran turis asing pada tahun ini menjadi pemandangan baru. “Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada orang asing yang menonton Pacu Jalur. Sekarang ada,” katanya.

Magnet budaya dari Sungai Kuantan

Aksi salah satu anak coki pada ajang lomba pacu jalur di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, Riau, Sabtu (23/8/2025). Tahun ini, jumlah penonton diperkirakan menembus 1,5 juta dengan kontribusi ekonomi mencapai Rp 74 miliar.KOMPAS.com/ANTONIUS ADITYA MAHENDRA Aksi salah satu anak coki pada ajang lomba pacu jalur di Tepian Narosa, Kuantan Singingi, Riau, Sabtu (23/8/2025). Tahun ini, jumlah penonton diperkirakan menembus 1,5 juta dengan kontribusi ekonomi mencapai Rp 74 miliar.
Pacu Jalur merupakan tradisi perlombaan perahu panjang yang digelar setiap Agustus di Sungai Kuantan.

Tahun ini, lomba digelar pada Minggu (24/8/2025), diikuti lebih dari 220 tim dari berbagai desa dan kabupaten di Riau, memperebutkan total hadiah Rp 900 juta.

Tradisi ini berakar dari abad ke-17, saat perahu panjang digunakan masyarakat lokal untuk transportasi barang dan orang. Seiring waktu, perahu yang disebut "Jalur" itu berubah menjadi wahana perlombaan rakyat.

Popularitas festival tahun ini turut menarik wisatawan mancanegara. Salah satunya adalah Duncan McNaught, turis asal Australia yang datang langsung ke Kuantan Singingi.

“Saya datang untuk menonton Pacu Jalur karena ingin memfilmkan dan menunjukkan festival ini kepada dunia. Para pendayung luar biasa. Saya sangat menantikannya,” ujarnya.

Baca juga: Cerita Dikha Sebelum Pacu Jalur Mendunia, Gerakan Itu Tercipta secara Spontan

Demam tarian Dikha juga menyedot minat wisatawan domestik. Yuyun Kurnia (38), misalnya, rela menempuh perjalanan 17 jam dari Medan untuk menyaksikan langsung festival setelah menonton video Dikha.

“Setelah viral di media sosial, saya ingin melihat Pacu Jalur secara langsung. Menonton balapan ini rasanya luar biasa,” kata Yuyun.

Ribuan penonton memadati pinggiran Sungai Kuantan. Sebagian bahkan turun ke air untuk melihat lebih dekat jalannya lomba. Suasana makin semarak dengan tenda dan payung berwarna-warni di sepanjang sungai.

Anak coki di ujung perahu, simbol semangat

Bocah pacu jalur atau yang dikenal dengan Tukang Tari atau Anak Coki, menari di posisi paling depan.Sumber: Wonderfulimages.kemenparekraf.go.id Bocah pacu jalur atau yang dikenal dengan Tukang Tari atau Anak Coki, menari di posisi paling depan.
Dalam perlombaan Pacu Jalur, anak coki atau penari yang berdiri di ujung perahu memegang peran penting untuk menyemangati para pendayung.

Posisi ini penuh tantangan karena harus menjaga keseimbangan di atas perahu yang melaju cepat.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau