RAMALLAH, KOMPAS.com - Ribuan pohon di desa Al Mughayyir, Tepi Barat, ditumbangkan menggunakan buldoser Israel pada Minggu (24/8/2025).
Peristiwa itu berlangsung di hadapan militer Israel, menurut jurnalis AFP yang menyaksikan langsung di lokasi.
Sebagian besar pohon yang ditebang merupakan pohon zaitun. Tanaman ini memiliki nilai penting bagi ekonomi dan budaya masyarakat Tepi Barat, sekaligus kerap menjadi perselisihan antara petani Palestina dan pemukim Israel.
Baca juga: Ribuan Warga Australia Gelar Aksi Dukung Palestina
Seorang petani lokal, Abdelatif Mohammed Abu Aliya, mengatakan bahwa dia kehilangan pohon zaitun berusia lebih dari 70 tahun di lahan seluas satu hektar.
"Mereka mencabut dan meratakannya seluruhnya dengan dalih palsu," ujar Abu Aliya, sebagaimana dilansir AFP.
Dia menambahkan, warga setempat kini mulai menanam kembali pohon-pohon yang telah dicabut.
Fotografer AFP yang berada di lokasi melaporkan, sejumlah pohon zaitun tampak tergeletak di tanah.
Beberapa buldoser terlihat beroperasi di perbukitan sekitar desa, salah satunya membawa bendera Israel. Kendaraan militer Israel juga diparkir tidak jauh dari lokasi.
Baca juga: 1.760 Warga Palestina Tewas Saat Antre Bantuan, Mayoritas Dibunuh Israel
"Tujuannya adalah mengendalikan dan memaksa orang-orang untuk pergi. Ini baru permulaan, dan akan meluas ke seluruh Tepi Barat," kata Ghassan Abu Aliya, pemimpin asosiasi pertanian setempat.
Warga menyebut, aktivitas buldoser sudah berlangsung sejak Kamis (21/8/2025).
Sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) Palestina melaporkan, sebanyak 14 orang ditangkap di desa itu dalam tiga hari terakhir.
Ketika dimintai tanggapan, militer Israel menyatakan, telah meluncurkan kegiatan operasional intensif di daerah tersebut, menyusul adanya serangan penembakan serius di dekat desa.
Dalam pernyataan Jumat (22/8/2025), tentara Israel menangkap seorang pria dari Al Mughayyir yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah sekitar.
Baca juga: Serangan Israel di Kota Gaza Meningkat, 52 Warga Palestina Tewas
Otoritas Palestina sebelumnya melaporkan seorang pemuda berusia 18 tahun ditembak mati tentara Israel di desa yang sama pada 16 Agustus.
Tentara Israel mengeklaim, pasukannya menanggapi lemparan batu, tetapi tidak secara spesifik mengaitkan dengan kematian pemuda tersebut.