GAZA, KOMPAS.com – Serangan Israel di Jalur Gaza kembali memakan korban jiwa. Sumber medis kepada Al Jazeera melaporkan, setidaknya 52 warga Palestina tewas pada Jumat (22/8/2025), termasuk 36 orang di Kota Gaza yang menjadi sasaran utama.
Serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah di Sheikh Radwan, kawasan padat penduduk di Kota Gaza.
Sekolah tersebut menjadi tempat warga berlindung dengan mendirikan tenda darurat di halaman. Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan, sedikitnya 12 warga sipil tewas dalam serangan itu.
Baca juga: Australia Tak Takut Singgung Israel Terkait Pengakuan Negara Palestina
Rekaman yang beredar di media sosial memperlihatkan sebuah quadcopter Israel melayang di atas gedung di Sheikh Radwan.
Video yang telah diverifikasi tim pemeriksa fakta Sanad dari Al Jazeera itu menampilkan momen ketika drone menjatuhkan bahan peledak, disusul asap tebal dari bangunan yang menjadi sasaran.
Selain itu, seorang warga Palestina juga dilaporkan tewas di lingkungan Tuffah, Kota Gaza. Informasi ini disampaikan sumber medis di Rumah Sakit al-Ahli.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz memperingatkan bahwa Kota Gaza akan menghadapi kehancuran jika Hamas tidak tunduk pada persyaratan gencatan senjata.
“Gerbang neraka akan segera terbuka di atas kepala para pembunuh dan pemerkosa Hamas di Gaza, sampai mereka menyetujui persyaratan Israel untuk mengakhiri perang,” tulis Katz di platform X.
Katz menegaskan, tuntutan Israel mencakup pembebasan seluruh tawanan serta pelucutan senjata Hamas sepenuhnya. Namun, Hamas menolak syarat tersebut.
Mereka hanya bersedia membebaskan tawanan dengan imbalan diakhirinya perang, tanpa melepas senjata kecuali Palestina diakui sebagai negara merdeka.
Baca juga: Rusia Tegaskan Belum Ada Rencana Pertemuan Putin-Zelensky
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis, mengatakan telah memerintahkan pejabatnya memulai negosiasi terkait pembebasan tawanan dan upaya mengakhiri perang.
Meski demikian, Netanyahu juga menyetujui rencana militer untuk melancarkan operasi besar-besaran merebut Kota Gaza dalam beberapa hari ke depan.
Kekhawatiran muncul dari publik Israel bahwa serangan itu bisa mengancam nyawa sekitar 20 tawanan yang diyakini masih hidup.
Namun, Netanyahu menegaskan serangan besar-besaran menjadi cara paling pasti untuk membebaskan mereka sekaligus menghancurkan Hamas.
Koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, melaporkan kondisi memilukan dari Deir el-Balah, Gaza tengah.