Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Crimea Jadi Rebutan Rusia-Ukraina?

Kompas.com - 22/08/2025, 18:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber NBC News

CRIMEA, KOMPAS.com - Upaya negosiasi damai antara Rusia dan Ukraina yang difasilitasi Amerika Serikat (AS) terus menemui jalan buntu. Salah satu titik paling krusial dalam perundingan adalah status Semenanjung Crimea, wilayah strategis yang telah lama menjadi rebutan.

Wilayah berbentuk berlian itu berada di persimpangan Eropa, Asia, dan Timur Tengah. Letaknya yang strategis menjadikan Crimea bukan hanya bernilai secara spiritual dan historis, tetapi juga penting secara ekonomi dan militer.

Sejarah mencatat, Crimea pernah diperebutkan oleh banyak kekuatan, mulai dari Yunani, Mongol, hingga Kekaisaran Ottoman, sebelum akhirnya dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

Baca juga: Taktik Ukraina Bom Jembatan Crimea Gagal, Ketahuan Rusia dari Mobil

Meski AS telah meneken kesepakatan dengan Ukraina terkait akses terhadap mineral penting, persoalan Crimea tetap menjadi batu sandungan utama.

Perseteruan sengit Moskwa dan Kyiv

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, tidak akan mengakui klaim Rusia atas Crimea.

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin tetap bersikukuh bahwa wilayah tersebut merupakan bagian sah dari negaranya.

Posisi Presiden AS Donald Trump dalam isu ini juga menjadi sorotan. Ia sempat menyatakan bahwa Rusia sebaiknya mempertahankan Crimea sebagai bagian dari kesepakatan damai.

Bahkan, ia mengeklaim konflik bisa diselesaikan dalam 24 jam. Namun, realitas di lapangan jauh lebih rumit.

Tak hanya persoalan geopolitik, Crimea juga sarat makna simbolik. Wilayah ini diyakini sebagai tempat Vladimir Agung dari Kievan Rus memeluk agama Kristen Ortodoks.

“Namun bukan hanya karena seseorang dibaptis di sana, atau karena itu adalah akar spiritual Rusia. Crimea juga merupakan aset militer penting bagi Rusia,” ujar Orysia Lutsevych, Wakil Direktur Program Rusia dan Eurasia di Chatham House London, seperti dikutip NBC News, Senin (18/8/2025).

Putin bahkan menjuluki Crimea sebagai “kapal induk yang tak bisa tenggelam”. Wilayah yang dulunya dikenal sebagai destinasi wisata itu kini menjadi basis peluncuran jet tempur dan rudal Rusia dalam serangan ke Ukraina.

Baca juga: Jelang Bertemu Zelensky, Trump Minta Ukraina Ikhlaskan Crimea ke Rusia

Pusat kekuatan militer Rusia di Laut Hitam

Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan pemandangan dari dekat kapal yang memuat biji-bijian di Sevastopol, Crimea, pada 12 Juni 2022. Ekspor gandum Ukraina yang sempat tertahan karena invasi Rusia akan segera dibuka lagi dari tiga pelabuhan Laut Hitam.MAXAR via AP PHOTO Citra satelit dari Maxar Technologies menunjukkan pemandangan dari dekat kapal yang memuat biji-bijian di Sevastopol, Crimea, pada 12 Juni 2022. Ekspor gandum Ukraina yang sempat tertahan karena invasi Rusia akan segera dibuka lagi dari tiga pelabuhan Laut Hitam.
Keberadaan Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol memperkuat posisi Moskwa. Kota terbesar di Crimea ini terletak kurang dari 320 kilometer dari dua negara anggota NATO, yaitu Romania dan Turkiye.

Kendati demikian, Ukraina tidak tinggal diam. Dengan memanfaatkan rudal presisi dan drone berbiaya rendah, pasukan Kyiv berhasil memukul mundur armada Rusia hingga ke pelabuhan Novorossiysk.

Ukraina juga pernah melancarkan serangan ke Jembatan Kerch yang menghubungkan Crimea dengan wilayah Rusia. Serangan ini memaksa Moskwa meningkatkan pengamanan dan mencari jalur pasokan alternatif untuk logistik militer.

Menurut Ukraina, mengakui Crimea sebagai wilayah Rusia sama saja memberi keuntungan strategis kepada Moskwa. Langkah itu dapat memperkuat posisi militer Rusia sekaligus membuka jalan untuk serangan lanjutan.

Baca juga: Soal Crimea yang Dicaplok Rusia, Trump Salahkan Obama

Halaman:


Terkini Lainnya
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Ketika Jet Tempur Andalan AS Jatuh oleh Rudal Usang Lawas Soviet...
Internasional
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Parlemen ASEAN Soroti Demo Indonesia, Kecam Tindakan Keras Aparat
Internasional
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Pria di China Bobol Rumah, Ambil Darah Korban untuk Redakan Stres
Internasional
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Museum Legendaris Van Gogh Belanda Terancam Tutup, Kurang Dana Rp 2 Triliun
Internasional
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Vietnam Naikkan Tunjangan Guru 70 Persen
Internasional
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Korban Salah Tangkap Meninggal, Polisi Jepang Minta Maaf 4 Tahun Kemudian
Internasional
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Heboh Anjing Bertato di China, Dianggap Penyiksaan Hewan
Internasional
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Kenya Sempat Ricuh karena Demo Pajak, Polisi Tembak Demonstran
Internasional
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Warga Gali Danau, Temukan Fosil Langka Nenek Moyang Buaya Berusia 200 Juta Tahun
Internasional
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Jet Tempur Seharga Rp 3 T Jatuh, Pilot Telepon 5 Teknisi Saat Terbang
Internasional
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Lukisan Legendaris 80 Tahun Hilang, Tiba-tiba Muncul di Iklan Rumah
Internasional
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Arahan Membingungkan, Jet Bomber B-52 Nyaris Tabrak 2 Pesawat Sipil
Internasional
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Teror Ulat Pemakan Daging Manusia Hantui AS, Sudah 1 Orang Jadi Korban
Internasional
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron 'Most Wanted' Sri Lanka Ditangkap
Sembunyi di Indonesia, 6 Buron "Most Wanted" Sri Lanka Ditangkap
Internasional
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Sengketa Batu Mars Terbesar di Bumi: Laku Rp 86 M, Tak Jelas Milik Siapa
Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau