TEHERAN, KOMPAS.com - Pemerintah Iran menyatakan kesiapannya menghadapi kemungkinan serangan baru dari Israel, di tengah kondisi gencatan senjata yang masih rapuh sejak akhir Juni 2025.
Menteri Pertahanan Iran, Aziz Nassirzadeh, mengatakan bahwa negaranya kini memiliki sistem persenjataan lebih canggih dibandingkan dengan senjata dalam perang 12 hari melawan Israel.
“Mereka (rudal) yang digunakan dalam perang 12 hari lalu adalah rudal buatan beberapa tahun silam,” ujar Nassirzadeh, dikutip kantor berita resmi IRNA, Rabu (20/8/2025), seperti dilansir AFP.
Baca juga: Termasuk Fattah-1, Berikut 25 Jenis Rudal Iran, Terbesar di Timur Tengah
Ia menambahkan bahwa Iran telah memproduksi rudal-rudal baru dengan daya jangkau dan kekuatan yang lebih besar.
“Jika musuh Zionis kembali melakukan petualangan, kami pasti akan menggunakannya,” tegasnya.
Pada pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Iran. Teheran membalas dengan meluncurkan rudal dan drone, sehingga memicu eskalasi militer antara kedua negara.
Meski demikian, para pejabat tinggi Iran berulang kali menyatakan bahwa situasi tetap tegang dan berpotensi kembali memanas sewaktu-waktu.
Wakil Presiden Pertama Iran, Mohammad Reza Aref, pada Senin (18/8/2025) menegaskan bahwa negaranya tidak bisa lengah.
Baca juga: Kenapa Iran Beri Tahu AS Dulu Sebelum Serang Pangkalan di Qatar?
“Kita bahkan bukan dalam gencatan senjata, melainkan dalam penghentian permusuhan,” ucap Aref.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan, militer Iran dijadwalkan menggelar latihan tempur besar selama dua hari mulai Kamis (21/8/2025). Latihan tersebut akan menampilkan berbagai jenis rudal jelajah jarak pendek dan menengah.
Program rudal Iran selama ini menjadi sorotan dan menuai kekhawatiran dari sejumlah negara Barat. Mereka menilai proyek tersebut bisa mengancam stabilitas kawasan.
Pada Juli lalu, Pemerintah Perancis menyerukan kesepakatan komprehensif dengan Iran yang tak hanya mencakup program nuklir, tetapi juga mencakup pengembangan rudal serta ambisi regional negara tersebut.
Namun, Teheran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukanlah hal yang bisa dinegosiasikan.
Baca juga: Jaga-jaga Diserang Israel Lagi, Iran Bentuk Dewan Pertahanan Nasional
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini