KOMPAS.com – Lebih dari seribu petani dari berbagai daerah di Jawa Timur mengikuti panen serentak melon varietas DAVINA F1 di Desa Getas, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Rabu (16/7/2025).
Kegiatan tersebut tak hanya memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) sebagai “Panen Melon dengan Jumlah Peserta Terbanyak di Indonesia”, tetapi juga menjadi bukti nyata kolaborasi untuk mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan.
Panen raya yang digelar di lahan seluas 1 hektare itu diprakarsai oleh PT East West Seed Indonesia (EWINDO), yakni produsen benih hortikultura dengan merek dagang Cap Panah Merah.
Managing Director EWINDO Glenn Pardede menyebut kegiatan tersebut merupakan bukti konkret bagi para petani atas keunggulan benih melon DAVINA F1.
“Petani butuh bukti. Hari ini, kami menyediakannya. Kami berharap semakin banyak petani yang menanam melon DAVINA F1 karena produktivitasnya nyata,” ujar Glenn sebagaimana dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (18/7/2025).
Perwakilan Muri Sri Widayati turut mengapresiasi inisiatif tersebut.
“Ini adalah kali pertama kami menerima pengajuan rekor untuk panen melon dengan peserta terbanyak. Panen ini kegiatan luar biasa yang menandai semangat kolaboratif para petani,” katanya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur Rudy Prasetya menjelaskan, Jawa Timur merupakan sentra utama produksi melon nasional dan menyumbang sekitar 42 persen dari total produksi.
Kabupaten Nganjuk sendiri, meski baru berkontribusi sekitar 2 persen, dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai kawasan hortikultura unggulan.
“Dengan dukungan benih unggul, seperti DAVINA F1, kami optimistis Nganjuk bisa meningkatkan kontribusinya secara signifikan terhadap produksi melon nasional,” ujar Rudy.
Baca juga: Atasi Fragmentasi Informasi, Pertanian Berkelanjutan Butuh Pendekatan Digital
Sejalan dengan itu, Glenn menambahkan bahwa pihaknya telah menjangkau petani di seluruh wilayah Jawa Timur.
Untuk memperkuat hasil pertanian, lanjutnya, EWINDO juga menyiapkan tim pendamping lapangan guna membantu petani meningkatkan produktivitas. Target panen yang ditetapkan bahkan mencapai 45 ton per hektar.
Melon DAVINA F1 dikenal memiliki sejumlah keunggulan yang mendukung sistem pertanian intensif dan berkelanjutan.
Komoditas tersebut memiliki ketahanan terhadap virus yang umum menyerang melon lokal. Masa panen pun lebih cepat, yaitu sekitar 55 hari setelah tanam, ketimbang melon pada umumnya.
Menariknya, kualitas buah juga tahan lama dalam penyimpanan dan cocok untuk distribusi pasar modern.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya