Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Kembangkan Aplikasi Greenomina untuk Dorong Gaya Hidup Rendah Emisi

Kompas.com - 21/07/2025, 10:03 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Pertamina mengembangkan Greenomina, aplikasi digital yang memungkinkan masyarakat ikut terlibat dalam aksi iklim secara langsung.

Dirancang sejak awal oleh empat perwira muda Pertamina, Greenomina mencoba memfasilitasi perhitungan emisi karbon dari aktivitas harian, mulai dari perjalanan, penginapan, penggunaan listrik dan air, konsumsi makanan, hingga limbah, semuanya dapat diukur dan dikompensasi melalui skema kredit karbon.

Aplikasi ini juga membuka jalan untuk perdagangan emisi karbon antar individu atau institusi.

Menurut Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, Greenomina alat sekaligus upaya untuk mendekatkan isu iklim ke kehidupan sehari-hari.

“Transformasi energi bukan hanya soal mengganti bahan bakar fosil dengan energi baru terbarukan, tapi juga soal mengubah perilaku, kesadaran, dan budaya,” ujar Fadjar dalam keterangannya, Sabtu (19/7/2025).

Baca juga: Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi

Fadjar menekankan bahwa menghitung jejak karbon pribadi penting sebagai langkah awal memahami kontribusi individu terhadap krisis iklim. Emisi karbon dioksida (CO?), yang dihasilkan dari konsumsi energi dan aktivitas harian, merupakan salah satu penyebab utama perubahan iklim karena menumpuk di atmosfer dan memerangkap panas bumi.

Dikembangkan dengan acuan lembaga internasional seperti UNFCCC, ICAO, dan IATA, perhitungan emisi dalam Greenomina telah diverifikasi oleh ITB dan ITS.

Pendekatannya dinilai praktis dan terbuka, serta dapat diterapkan baik oleh masyarakat umum maupun kalangan korporat.

Sejak awal 2025, aplikasi ini digunakan dalam program Carbon Neutral Business Trip milik Pertamina. Lebih dari 10.000 perjalanan dinas pekerja telah dihitung jejak emisinya melalui Greenomina.

Dari sana, kontribusi pekerja bukan hanya mengurangi jejak karbon pribadi, tetapi juga memperkuat permintaan karbon internal dan mendukung proyek-proyek energi bersih seperti geothermal.

Greenomina juga telah dipakai dalam berbagai kegiatan publik, seperti Pertamina Eco RunFest 2024, ajang lari netral karbon pertama di Indonesia dengan 21.000 peserta.

Semua emisi dari transportasi, konsumsi, hingga aktivitas di lokasi acara dihitung dan dikompensasi secara ilmiah dan transparan.

Bahkan, aplikasi ini turut mendukung penerbangan carbon-neutral pertama di Indonesia bersama Pelita Air untuk rute Jakarta–Banjarmasin pada November 2023.

Baca juga: Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial

Selain itu, Greenomina kini dijajaki untuk kolaborasi bersama sektor pariwisata dan perhotelan, seperti dengan Patra Jasa, untuk mengembangkan pengalaman berlibur dengan jejak karbon minimal.

Melalui aplikasi ini, Pertamina berharap bisa membangun ekosistem masyarakat sadar iklim, mendorong perubahan perilaku, sekaligus membuka peluang bagi bisnis yang ingin menjalankan operasional secara karbon netral.

“Greenomina tidak hanya memperkuat komitmen Pertamina terhadap target net zero emission 2060, tapi juga menjadi penggerak perubahan sosial yang bisa dimanfaatkan konsumen, komunitas, dan generasi muda,” ujar Fadjar.

Aplikasi ini sebelumnya telah meraih pengakuan melalui penghargaan Biznovation 2022 dan juara kedua Gagasan Eco BUMN 2024 dari Kementerian BUMN.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau