JAKARTA, KOMPAS.com - Konservasi Indonesia (KI) bersama Conservation International (CI) Timor Leste, menggelar Youth Ocean Jamboree yang melibatkan 20 mahasiswa dan siswa SMA Indonesia dan Timor Leste.
Kegiatan ini berlangsung pada 24-30 Juli 2025 di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Vice President Program KI, Fitri Hasibuan, menjelaskan Youth Ocean Jamboree bertujuan mencetak generasi muda menjadi pemerhati ataupun peneliti kelautan.
Dengan begitu, mereka dapat berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan sumber daya laut di Bentang Laut Sunda Kecil.
“Selain sebagai koridor migrasi megafauna yang sangat penting, kawasan ini juga merupakan lumbung perikanan yang menopang ketahanan pangan dan penghidupan masyarakat pesisir di kedua negara," ujar Fitri dalam keterangannya, Sabtu (26/7/2025).
Baca juga: Prabowo Serahkan HTI untuk Konservasi Gajah, Ahli Jelaskan Cara Membuatnya Efektif
Perairan ini menjadi jalur migrasi 14 spesies paus, tujuh spesies lumba-lumba, hiu dan pari. Selain itu, menyimpan ekosistem terumbu karang, padang lamun, hingga hutan mangrove yang menjadi penyangga kehidupan masyarakat pesisir..
"Upaya konservasi di kawasan ini hanya bisa dilakukan dengan kolaborasi kedua negara. Kita butuh kerja sama lintas batas, dan generasi muda harus menjadi penggeraknya,” imbuh dia.
Melalui serangkaian pelatihan, praktik lapangan, dan sesi diskusi ilmiah, para peserta diharapkan memahami aspek ekologi laut secara ilmiah serta menjadi motivator konservasi di komunitasnya.
Pada kegiatan itu, delapan peserta berasal dari Belu dan Maluku Barat Daya sedangkan sisanya dari distrik Bobonaro, Liquica, Manatuto, dan Laute Timor Leste.
“Mereka dipilih karena mewakili komunitas pesisir yang menjadi penyangga kawasan konservasi laut dan lokasi prioritas pengembangan MPA baru," ungkap Fitri.
"Inisiatif ini menjadi langkah penting dalam menyiapkan generasi peneliti muda yang kelak dapat terlibat langsung terhadap perlindungan ekosistem laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir di kedua negara,” imbuh dia.
Baca juga: KI Dukung Pencapaian 20 Juta Hektare Kawasan Konservasi Lepas Pantai
Sementara itu, Technical Manager Marine CI Timor Leste, Anselmo Amaral, menekankan pentingnya kerja sama lintas negara dalam pengelolaan sumber daya laut.
“Keterlibatan pemuda adalah kunci keberlanjutan pengelolaan perikanan dan ekosistem laut khususnya untuk kawasan Ombai Wetar," tutur Anselmo.
Youth Ocean Jamboree menjadi ruang pertama bagi para pemuda dua negara untuk bekerja sama. Harapannya, mereka tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi terus terlibat melalui riset bersama, monitoring spesies migrasi, hingga edukasi masyarakat pesisir.
“Kami ingin melihat para peserta ini kelak menjadi ilmuwan kelautan, praktisi konservasi, bahkan pengambil kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya laut,” kata Anselmo.
Pihaknya memastikan, para peserta mendapatkan pelatihan intensif mulai dari teori ekologi laut sampai praktik lapangan.
Baca juga: OceanX–BRIN–KI Dukung Target Konservasi dan Perikanan Berkelanjutan
Peserta mengikuti pelatihan selam terbuka sekaligus sertifikasi selam untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam pemantauan ekosistem bawah laut. Lainnya, mempelajarri teknik baited remote underwater vsual monitoring untuk mendata spesies migrasi di jalur lintasan Ombai Wetar.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya