Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek PLTS untuk Koperasi Merah Putih, IESR Ingatkan Risiko Mangkrak

Kompas.com - 03/09/2025, 08:14 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di seluruh Koperasi Desa Merah Putih untuk mendorong kemandirian energi.

Jika target ini tercapai, kapasitas total PLTS di lebih dari 80.000 unit koperasi bisa mencapai 100 gigawatt (GW).

Meski ambisius, langkah tersebut diprediksi akan menghadapi tantangan keberlanjutan.

Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Alvin Putra Sisdwinugraha, menilai proyek semacam ini kerap terbengkalai setelah beberapa tahun.

"Kami tahu bahwa sebenarnya proyek-proyek listrik ini kan selama ini itu ada yang dari ESDM, ada yang hibah kepada pemerintah daerah seperti itu. Dan, kami tahu bahwa banyak proyek-proyek ini yang bisa dibilang tidak sustain ya, setelah beberapa tahun, itu terbengkalai," ujar Alvin dalam webinar, Selasa (2/9/2025).

Baca juga: Transisi Energi Butuh 11.000 SDM per Tahun, PLN Gandeng ITPLN

Ia mencontohkan proyek serupa di Bali yang gagal karena tidak melibatkan masyarakat.

"Ternyata ini menjadi aspirasi masyarakat juga bahwa kenapa proyek-proyek ini tidak sukses," tutur Alvin.

Menurut Alvin, kunci keberhasilan PLTS pada Koperasi Merah Putih terletak pada pelibatan masyarakat sejak awal.

"Proyek ini tentu saja bicara soal kemandirian energi, namun (kemauannya harus) berangkat dari grassroots ya, dari desa seperti itu," ucapnya.

Ia mengusulkan agar proyek PLTS dikelola secara off-grid atau independen tanpa terhubung ke jaringan listrik nasional. Dengan begitu, pengelolaan bisa diserahkan langsung kepada entitas lokal seperti koperasi atau Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Alvin menambahkan, PLTS lebih relevan untuk daerah terpencil yang masih bergantung pada generator diesel. Selain lebih murah, PLTS juga lebih ramah lingkungan.

"Ini menjadi pintu masuk yang sangat fleksibel untuk pengembangan energi terbarukan. Kalau di daerah-daerah terpencil, saingannya pada dasarnya hanya diesel, kita tahu diesel itu enggak cuma sustainable secara lingkungan," jelasnya.

Secara fleksibilitas, PLTS juga dianggap lebih unggul dibandingkan sumber energi terbarukan lainnya karena bisa ditempatkan hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: PLN Usulkan RUU Ketenagalistrikan, Salah Satunya terkait Transisi Energi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Industri Semen Tekan Emisi 21 Persen, Bidik Semen Hijau Nol Karbon 2050
Swasta
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Inquirer ESG Edge Awards 2025: Apresiasi Perusahaan hingga UMKM yang Bawa Dampak Nyata
Swasta
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
Tangkap dan Simpan Emisi CO2 di Bawah Tanah? Riset Ungkap Cuma Bisa Dilakukan 200 Tahun
LSM/Figur
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Serangga Menghilang Cepat, Bahkan di Ekosistem Alami yang Tak Tersentuh
Pemerintah
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Masa Depan Pedesaan Lebih Terjamin Berkat Hutan dan Kearifan Lokal
Pemerintah
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pencemaran Sungai Jakarta, UMKM Diminta Segera Urus NIB dan SPPL
Pemerintah
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
Hari Kelebihan Sampah Plastik 2025: Dunia Gagal Kelola Sepertiga Produksi
LSM/Figur
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Anggaran Naik, KLH Bakal Fokus Atasi Sampah dan Iklim
Pemerintah
Sungai Jakarta 'Cemar Berat', Limbah Domestik Sumber Utamanya
Sungai Jakarta "Cemar Berat", Limbah Domestik Sumber Utamanya
LSM/Figur
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
TNUK Tegaskan, JRSCA Bukan Habitat Buatan bagi Badak Jawa
Pemerintah
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
Peta Kawasan HCV Dibuat, Atasi Masalah Fragmentasi Habitat Satwa
LSM/Figur
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
KLH Dapat Anggaran Rp 1,3 T untuk Belanja Pegawai hingga Pengelolaan Sampah
Pemerintah
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
Peneliti: Penghitungan Karbon Secara Mandiri oleh Perusahaan Tak Akurat
LSM/Figur
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
PBB: Karhutla akibat Perubahan Iklim Sumbang Polusi Udara pada 2024
Pemerintah
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Bakal Dilanda Hujan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau