JAKARTA, KOMPAS.com - CEO KG Media, Andy Budiman, resmi membuka Lestari Summit dan Awards 2025 yang digelar di Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025), bertajuk Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future.
Acara ini sempat tertunda, yang semula dijadwalkan pada 3 September 2025 lalu, mengingat adanya aksi demonstrasi di beberapa wilayah termasuk Jakarta.
Dalam sambutannya, Andy menyinggung terkait kontestasi pidato para pemimpin negara pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB Ke-80.
"Di mimbar yang besar dan terhormat tersebut kita ingat ada pemimpin dunia menyangkal efek perubahan iklim, dan menyebut bahwa carbon footprint adalah penipuan," kata Andy, Kamis.
Kendati demikian, kala itu Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia mengedepankan perdamaian dunia dan peran negara dalam isu perubahan iklim. Prabowo turut menegaskan komitmen Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 atau lebih cepat.
Baca juga: Prabowo Vs Trump di PBB: Beda Sikap soal Krisis Iklim
"Berbagai gejolak lainnya tentunya masih akan kita hadapi baik sebagai individu, organisasi maupun bangsa. Itu sebabnya, resiliensi atau ketahanan menjadi nyata baik resiliensi sosial, ekonomi, dan lingkungan," tutur dia.
Menurut Andy, berbagai gejolak dunia mulai dari pandemi global, lonjakan harga pangan dan energi, hingga bencana iklim seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan menunjukkan betapa pentingnya membangun ketahanan kolektif.
World Bank bahkan memprediksi tanpa langkah mitigasi serius, kerugian ekonomi akibat perubahan iklim bisa mencapai Rp 115 triliun pada 2030.
"Semua ketidakpastian ini memaksa Indonesia termasuk di seluruh dunia untuk berubah. Di tingkat global, regulasi iklim semakij ketat, Uni Eropa menerapka carbon border adjustment mechanism dan aturan mandatory risk terkait emisi dan rantai pasok dunia usaha," jelas Andy.
Hal ini menyebabkan dunia usaha dituntut bukan hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari operasional bisnisnya.
Andy mencatat, Indonesia menyumbang sekitar 2 persen emisi global. Di sisi lain, Indonesia juga memiliki cadangan lahan gambut terbesar di dunia yang menyimpan hingga 3,14 miliar ton karbon.
"Dua sisi inilah tantangan sekaligus peluang yang bila dikelola dengan baik bisa menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi hijau," papar Andy.
Baca juga: 85 Persen Publik Ingin Perusahaan Desak Pemerintah Ambil Tindakan Iklim
"Peluang ini hanya bisa terwujud bila kita bisa bekerja sama saling memperkuat dan menumbuhkan ketahanan kolektif menghadapi segala krisis dan tantangan," imbuh dia.
Dalam konteks inilah Lestari Summit menjadi ruang diskusi sekaligus wadah menyatukan misi membangun kolaborasi dan merumuskan langkah-langkah nyata menghadapi krisis maupun tantangan bersama.
Lestari Summit 2025 adalah forum tahunan yang mempertemukan pemerintah, korporasi, akademisi, komunitas lokal, hingga generasi muda untuk membahas isu lingkungan dari berbagai perspektif. Sementara, Lestari Awards hadir sebagai ajang apresiasi bagi organisasi, mulai dari UKM hingga perusahaan besar, yang menjalankan inisiatif nyata di bidang keberlanjutan.
Sebagai bentuk apresiasi, tiket langsung ke ajang penghargaan regional, serta publikasi luas senilai Rp 150 juta diberikan melalui KG Media.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya