KOMPAS.com - Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) telah merilis standar baru bernama “ISO 17298: Biodiversity for organizations."
Itu merupakan standar baru yang ditujukan untuk membantu organisasi menilai dan mengatasi dampak, ketergantungan, risiko, dan peluang keanekaragaman hayati.
ISO menyatakan bahwa standar baru ini diluncurkan mengingat adanya peningkatan risiko terhadap keanekaragaman hayati, yang memicu tekanan yang lebih besar dari sisi peraturan, reputasi, dan operasional perusahaan.
Hal ini krusial, mengingat lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) global atau sekitar 44 triliun dolar AS memiliki ketergantungan moderat hingga tinggi pada alam.
Noelia Garcia Nebra, Kepala Bidang Keberlanjutan dan Kemitraan ISO, menjelaskan bahwa seiring tekanan yang meningkat bagi perusahaan untuk memasukkan aspek keanekaragaman hayati ke dalam operasi mereka, ketiadaan standar baku telah menyebabkan strategi yang tidak terpadu dan kebingungan di tengah meningkatnya risiko dan harapan terkait alam.
Baca juga: Penelitian: Semua Kehilangan Keanekaragaman Hayati Disebabkan Manusia
Standar ISO yang baru ini diharapkan mengisi kekosongan tersebut dengan menyediakan panduan yang terstruktur, yang memungkinkan organisasi mengevaluasi dampak keanekaragaman hayati dan mengintegrasikannya secara efektif ke dalam strategi bisnis mereka.
"Standar tersebut mengintegrasikan aspek keanekaragaman hayati secara langsung ke dalam fungsi tata kelola utama dan manajemen risiko perusahaan," papar Garcia Nebra.
" Dengan demikian, standar ini bukan hanya sekadar pelaporan keberlanjutan tetapi menjamin keselarasan antara operasional organisasi dengan ekspektasi global," katanya lagi dikutip dari ESG Today, Rabu (8/10/2025).
Menurut ISO, standar baru ini dirancang untuk memfasilitasi organisasi dalam mengevaluasi interaksi antara kegiatan mereka dan keanekaragaman hayati, menentukan tindakan prioritas di tingkat operasional maupun ekosistem, menetapkan target yang dapat diukur serta memantau pencapaian, dan menggabungkan isu keanekaragaman hayati ke dalam program keberlanjutan mereka secara menyeluruh.
Standar baru ISO untuk keanekaragaman hayati ini merupakan hasil kerja komite teknis yang terdiri dari pakar-pakar dari lebih dari 60 negara.
Dalam pengembangannya, komite juga melibatkan Satuan Tugas Pengungkapan Keuangan Terkait Alam (TNFD) sebagai organisasi penghubung resmi.
"Standar ISO 17298 ini akan berfungsi sebagai standar global yang memperkuat harmonisasi konsep, definisi, dan metodologi, sekaligus membantu perusahaan mengintegrasikan isu-isu yang berhubungan dengan alam ke dalam strategi dan operasional mereka," ungkap Direktur Teknis TNFD, Emily McKenzie.
ISO menyatakan bahwa selain dengan TNFD, standar baru tersebut dirancang agar dapat beroperasi secara bersamaan dengan kerangka kerja dan inisiatif lain, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs), serta standar ISO 14001 (Sistem manajemen lingkungan) dan 26000 (Tanggung jawab sosial).
Baca juga: Studi: Hutan Tropis Terbelah-belah, Biodiversitas Semakin Terancam
ISO juga menambahkan bahwa standar baru ini berkontribusi secara langsung pada Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Kunming-Montreal (Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework).
"Standar ISO 17298 dapat digunakan oleh beragam pihak, mulai dari UKM, perusahaan multinasional, lembaga pemerintah, hingga pemerintah kota. Standar ini memfasilitasi pembuatan data keanekaragaman hayati yang akurat dan dapat diperbandingkan, yang pada akhirnya akan mendukung keputusan investasi, memperjelas laporan publik, dan membuka peluang di pasar yang berfokus pada alam dan keanekaragaman hayati," terang Direktur Standardisasi ISO, Marco Rossi.
ISO menambahkan bahwa peluncuran standar baru ini menandai awal dari rangkaian standar keanekaragaman hayati yang lebih luas.
Sementara itu rencana kerja ISO di masa depan akan menargetkan pengembangan standar di bidang kosakata, keuntungan bersih keanekaragaman hayati serta pendefinisian produk yang memanfaatkan spesies asli, dan beberapa area terkait lainnya.
Baca juga: ISO Luncurkan Prinsip untuk Kinerja dan Pelaporan ESG
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya