Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TB Simatupang Macet, Pramono Minta Bedeng Galian yang Sudah Selesai Dibongkar

Kompas.com - 23/08/2025, 18:57 WIB
Intan Afrida Rafni,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jakarta Pramono Anung meminta kontraktor proyek galian di TB Simatupang, Jakarta Selatan segera membongkar bedeng yang sudah tidak digunakan.

Alasannya, agar tidak mengganggu arus lalu lintas dan menambah kemacetan di jalan.

“Yang sudah tidak dikerjakan, saya minta untuk dibuka,” ujar Pramono Anung di Hotel JS Luwansa, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Sabtu (23/8/2025).

Baca juga: Diminta Pramono Perkecil Bedeng Proyek di TB Simatupang, Pekerja: Sudah Sesuai Ketentuan

Tidak hanya itu, ia juga meminta pihak kontraktor untuk mengecilkan ukuran bedeng di sekitar lokasi pekerjaan.

"Jadi sekarang ini memang ada proyek strategis nasional seperti yang di TB Simatupang, kemarin saya sudah meminta secara resmi untuk bedeng-bedengnya dikecilkan," kata dia.

Selain itu, ia menegaskan tidak boleh ada "Pak Ogah", yang mengatur lalu lintas di sekitar TB Simatupang.

Menurutnya, hanya aparat resmi yang berwenang untuk mengatur lalu lintas di kawasan tersebut.

“Saya juga tidak mau di tempat itu ada Pak Ogah yang mengatur. Yang harus mengatur adalah polisi, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan yang ada di Jakarta,” ucap dia.

Baca juga: Pramono Minta Bedeng Proyek di TB Simatupang Diperkecil karena Bikin Macet

Sebelumnya, Pramono Anung mengakui kemacetan di Jalan TB Simatupang sangat parah.

“Padahal kalau kita lihat di daerah-daerah lain sekarang mengalami penurunan kemacetan, tapi memang (macet) di TB Simatupang parah sekali,” kata Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Rabu.

Mantan Sekretaris Kabinet ini mengaku sudah menjajal langsung bagaimana horornya macet di TB Simatupang.

"Saya hari Sabtu kemarin sengaja tidak dikawal, hanya bersama sopir ingin cek sendiri, dan memang parah banget,” ujar Pramono.

Baca juga: Pramono Setuju Trotoar di TB Simatupang Dipangkas untuk Atasi Macet

Maka dari itu, Pramono menyatakan akan mengirim surat resmi kepada pemerintah pusat terkait kemacetan parah di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.

Menurut Pramono, penyebab utama kemacetan di Jalan TB Simatupang adalah adanya galian Proyek Strategis Nasional (PSN) milik pemerintah pusat yang masih berjalan.

“Saya akan secara khusus menulis surat kepada pemerintah pusat yang mengkoordinasikan PSN tersebut untuk membantu Jakarta supaya bisa mengurangi kemacetan di TB Simatupang,” ucap Pramono.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau