Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Sama PSEL Dinilai Merugikan, DPRD Minta Pemkot Kota Tangerang Harus Tegas

Kompas.com - 03/09/2025, 21:11 WIB
Intan Afrida Rafni,
Muhammad Isa Bustomi

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com – DPRD Kota Tangerang meminta pemerintah kota segera mengambil langkah tegas terkait kerja sama proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) dengan PT OISN.

Kontrak kerja sama tersebut dinilai merugikan dan belum menunjukkan progres sejak ditandatangani pada Maret 2022.

Ketua DPRD Kota Tangerang, Rusdi, menyebut pihaknya telah menerima masukan dari berbagai kalangan terkait mandeknya proyek PSEL dan menekankan pentingnya solusi nyata untuk persoalan sampah.

Baca juga: Melihat Untung Rugi Kota Serang Tampung 400 Ton Sampah Tangsel

"Kami mengapresiasi masukan dari teman-teman. Selanjutnya masukan ini akan kami komunikasikan dengan eksekutif. Dari legislatif juga mendukung kejelasan soal kerja sama pengolahan sampah ini, karena sampah adalah prioritas yang harus segera diselesaikan," ujar Rusdi, Rabu (3/9/2025).

Rusdi menambahkan, sambil menunggu kepastian kerja sama, Pemkot Tangerang bisa menyiapkan alternatif lain agar masalah sampah tidak semakin membebani masyarakat.

"Pemkot bisa mengambil langkah alternatif yang lain sambil menunggu hasil dari kerja sama tersebut. Kita juga menunggu arahan pemerintah pusat terkait masalah ini," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Andri S Permana, menyoroti meningkatnya produksi sampah di kota ini, sementara kapasitas TPA Rawa Kucing semakin terbatas. Menurut dia, kondisi itu menuntut kebijakan cepat dan tepat dari pemerintah kota.

Baca juga: Pemkot Tak Bisa Perbaiki Jalan Rusak di Tangsel–Tangerang karena Masih Aset Pengembang

"Sampah ini permasalahan paling problematik. Produksinya setiap hari selalu ada dan bertambah. Pemerintah kota harus bertindak cepat dan tepat agar pengelolaan sampah tidak berlarut-larut," katanya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Waspada Macet Pagi dan Sore di Cibubur Saat Jambore Pramuka Muslim Sedunia
Megapolitan
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Belum Tetapkan Angka, DPRD DKI Minta Publik Sabar Soal Revisi Tunjangan Rumah Rp 70 Juta
Megapolitan
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Pemkot Jakarta Utara Targetkan Bebas BAB Sembarangan pada Akhir 2025
Megapolitan
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Penampakan Blok M Hub, Tempat Relokasi Pedagang yang Angkat Kaki dari Plaza 2 Blok M
Megapolitan
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Apa Itu KTP Pink dan Bagaimana Cara Membuatnya?
Megapolitan
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Keterbatasan Lahan Sebabkan 4 Kelurahan di Jakut Belum Punya Septic Tank
Megapolitan
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau