Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Koperasi Bantah Naikkan Tarif Sewa Kios di Plaza 2 Blok M: Saya Difitnah

Kompas.com - 03/09/2025, 23:38 WIB
Hanifah Salsabila,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Koperasi Pedagang Pusat Pasar Melawai Blok M (Korpema), Sutama, membantah telah menaikan tarif sewa kios di Plaza 2 Blok M atau District Blok M, Jakarta Selatan.

Pria yang akrab disapa Tomo itu merasa difitnah lewat narasi yang disebarkan pedagang di media sosial.

Menurut dia, MRT Jakarta sebagai pengelola yang menetapkan harga sewa baru untuk bulan Juli dan Agustus, yang telah disetujui oleh para pedagang.

“Saya difitnah. Itu semua kenaikan-kenaikan ini yang bikin MRT, bukan kami, bukan koperasi,” kata dia kepada Kompas.com, ditemui di lokasi, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: Cerita Pedagang Plaza 2 Blok M Kaget Terima Tagihan Sewa Kios Naik Jadi Rp 7,5 Juta

Salah satu kios di Plaza 2 Blok M yang viral, Kios Nasi Matah Blok M tampak tutup setelah ramai kabar kenaikan harga sewa, Rabu (3/9/2025).KOMPAS.com/Hanifah Salsabila Salah satu kios di Plaza 2 Blok M yang viral, Kios Nasi Matah Blok M tampak tutup setelah ramai kabar kenaikan harga sewa, Rabu (3/9/2025).

Saat itu, kata Tomo, para pedagang terpaksa setuju dengan menandatangani surat perubahan skema pembayaran, dari IKK (iuran kebersihan dan keamanan), menjadi sewa, karena listrik kiosnya dipadamkan pengelola.

“Pedagang-pedagang makanan ini kan pada tanda tangan, karena dia perlu sekali listrik. Kalau mereka makanannya kan bisa basi,” jelas dia. 

“Orang yang tanda tangan itu, lantas dikenakan sewa Rp1,5 juta untuk MRT doang, untuk gantinya IKK tadi. Kalau yang seperti saya pedagang lama cuma Rp300.000,” tambahnya.

Toko kacamata Tomo pun menjadi salah satu yang terdampak. Selama beberapa jam listrik di tokonya mati. Tapi Tomo tetap menolak menandatangani surat persetujuan itu.

Saat itu, pengelola menjelaskan bahwa pedagang belum pernah membayarkan sewa sejak Plaza 2 Blok M berpindah tangan pengelola ke MRT Jakarta, per Januari 2025.

Baca juga: Pramono Akui Kenaikan Sewa Kios di District Blok M Lampaui Batas Wajar

Pedagang merasa sudah membayarkan kewajibannya kepada koperasi. Namun, Tomo masih menolak skema “sewa” dari pengelola MRT Jakarta.

“Mereka memberikan alasan karena saya belum bayar kewajiban. Saya belum tanda tangan. Kalau saya tanda tangan, berarti menyetujui dengan kata-kata sewa tadi,” jelas dia.

Pramono Minta Hentikan Kerja Sama dengan Koperasi

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meminta PT MRT Jakarta segera menghentikan kerja sama dengan koperasi yang terbukti melanggar kesepakatan terkait pengelolaan kios di District Blok M, Jakarta Selatan.

Langkah ini diambil menyusul banyaknya keluhan pedagang yang tidak sanggup bertahan karena tarif sewa kios melonjak jauh di atas kesepakatan.

“Kalau mereka (koperasi) tidak memenuhi apa yang menjadi kesepakatan, maka saya minta untuk dipostpone, kerjasamanya dihentikan saja,” ucap Pramono usai meninjau Blok M, Jakarta Selatan, Rabu.

Baca juga: Ramai-Ramai Tinggalkan Distrik Blok M, Pedagang: Kami Tak Kuat Bayar Sewa

Dalam tinjauannya, Pramono menemukan sejumlah pedagang menutup usahanya karena diminta membayar iuran sewa terlalu mahal, bahkan melebihi Rp1,5 juta per bulan.

“Ketika beberapa kios yang ditutup karena mereka ditagih iuran yang terlalu mahal. Saya sudah mengecek secara langsung, diskusi dengan Pak Dirut MRT, bahwa memang betul terjadi. Jadi kan itu batas bawahnya Rp300.000 batas atasnya Rp1,5 juta, katanya ada yang lebih dari itu,” ucap Pramono.

Menurut Pramono, dalam kesepakatan awal tarif sewa kios di District Blok M hanya diperbolehkan berkisar Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta per bulan.

Namun, laporan yang ia terima menyebut ada pihak yang memungut biaya lebih tinggi.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Dua Karyawan SPBU Ditangkap, Racik Bom Molotov untuk Serang Polsek Jatinegara
Megapolitan
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Kembalikan Barang Jarahan di Rumah Sri Mulyani, Dua Pria Tak Ditahan dan Jadi Saksi
Megapolitan
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Atasi BAB Sembarangan, Pemkot Jakut Gencarkan Bangun MCK dan Septic Tank Komunal
Megapolitan
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Terpisah dari Sri Mulyani, Kasus Penjarahan Rumah Nafa Urbach Ditangani Polda Metro
Megapolitan
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Polisi Buru Pria Pembawa Lukisan Bunga Saat Rumah Sri Mulyani Dijarah
Megapolitan
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Mau Dilaporkan Jenderal TNI, Ferry Irwandi: Saya Tidak Dididik Jadi Pengecut
Megapolitan
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Empat Pelaku Merusak Mako Polres Jaktim dan Polsek Duren Sawit karena Terprovokasi Medsos
Megapolitan
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Napas Baru UMKM di Basemen Blok M Hub
Megapolitan
Antisipasi Macet di Cibubur, Rekayasa Lalin Disiapkan Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Antisipasi Macet di Cibubur, Rekayasa Lalin Disiapkan Saat Jambore Pramuka Muslim Dunia
Megapolitan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
7 Senjata Api Hilang saat Polsek Matraman Diserang, 5 Belum Ditemukan
Megapolitan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Jumlah Pelaku Penjarahan Rumah Sri Mulyani Bisa Bertambah, Termasuk Pencuri Lukisan
Megapolitan
11 Orang Jadi Tersangka Penjarahan Rumah Sri Mulyani
11 Orang Jadi Tersangka Penjarahan Rumah Sri Mulyani
Megapolitan
Dansatsiber TNI Klaim Temukan Dugaan Tindak Pidana Ferry Irwandi
Dansatsiber TNI Klaim Temukan Dugaan Tindak Pidana Ferry Irwandi
Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Pelaku Curanmor Jaringan Jakarta–Sumatera, 7 Motor Disita
Polisi Tangkap 3 Pelaku Curanmor Jaringan Jakarta–Sumatera, 7 Motor Disita
Megapolitan
Pembunuh Bocah di Pondok Pinang Sempat Dirawat Seminggu Sebelum Tewas
Pembunuh Bocah di Pondok Pinang Sempat Dirawat Seminggu Sebelum Tewas
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau