Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga Saat Rumah Mertua Uya Kuya Dijarah: Ada Mobil Bak dan Teriakan

Kompas.com - 03/09/2025, 22:48 WIB
Febryan Kevin Candra Kurniawan,
Faieq Hidayat

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Eni (37), warga menduga penjarahan rumah mertua anggota DPR RI nonaktif Surya Utama atau Uya Kuya di Duren Sawit, Jakarta sudah direncanakan.

Eni menyebut massa yang tidak dikenal membawa mobil bak untuk mengangkut barang-barang dari rumah mertua Uya Kuya.

"Karena ada mobil bak juga, itu dipakai buat mengangkut kasur, dispenser, berarti sudah terkoordinir dong. Mereka bukan warga sini sebenarnya. Kalau enggak dikoordinir enggak akan ada yang jahat," ucap Eni saat ditemui Kompas.com di lokasi, Rabu (3/9/2025).

Baca juga: Uya Kuya Masih Tinggal di Safe House Usai Penjarahan Rumah Mertuanya

Eni mengaku melihat massa tak dikenal menjarah barang-barang dari rumah mertua Uya Kuya. Mereka sudah lebih dulu berkumpul di dekat rumah Uya Kuya.

"Massa itu datang sejak sebelum maghrib, itu kumpul di dekat masjid tapi pakaiannya hitam-hitam dan itu bukan warga sekitar sini," ucap Eni.

Menurut Eni, polisi sudah lebih dulu tiba di lokasi dan berjaga di sekitar rumah mertua Uya.

"Massa itu kalau puluhan lebih, karena banyak banget, aparat itu sudah nyampai sebelum kejadian tapi saya enggak tahu jumlahnya karena di dalam," tuturnya.

Ia mengatakan, massa yang diperkirakan lebih dari 50 orang berhasil menerobos masuk setelah menjebol pagar rumah mertua Uya Kuya.

"Malam mulai dijebol (pagar) nah, itu juga ramai banget yang mau ngejarah tapi ada polisi yang berusaha mengamankan gitu loh," ucapnya.

Baca juga: Uya Kuya: Mertua Hanya Bawa 4 Baju dan Mobil Saat Rumah Dijarah

Eni menambahkan, jumlah polisi yang hadir jauh lebih sedikit dibanding massa tak dikenal yang datang dengan tujuan merusak dan menjarah rumah.

"Kalau warga sudah dapat info juga dari grup WhatsApp, sore itu sebelum kejadian untuk diminta hati-hati," ungkapnya.

Ia juga mendengar teriakan dari kelompok massa yang memberi instruksi agar rumah dijarah tidak dibakar.

"Boleh dijarah asal jangan bakar, karena kalau dibakar merembetnya kan kemana-mana, tapi saya enggak melihat siapa yang teriak, tapi dari kelompok itu," jelasnya.

 Baca juga: Dua Penjarah Rumah Sri Mulyani Pura-pura Kembalikan Barang

10 Orang Jadi Tersangka

Polres Metro Jakarta Timur menetapkan 10 orang sebagai tersangka dalam kasus penyerangan dan penjarahan rumah mertua Uya Kuya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (30/8/2025).

"Ada 18 orang yang diamankan sampai tadi malam, 10 orang ditetapkan sebagai tersangka dari 2 perkara di TKP rumah uya kuya. Penyerangan petugas, 4 orang, penjarahan 6 orang," ucap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky Fertoffan saat dikonfirmasi, Rabu.

Baca juga: Uya Kuya Ikhlas, Minta Kasus Penjarahan AC Diselesaikan dengan Restorative Justice

Dicky menambahkan, delapan orang lainnya dipulangkan karena tidak terbukti melakukan tindak pidana.

Ia menegaskan, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap pelaku lain yang diduga terlibat dalam penyerangan maupun penjarahan.

"Anggota di lapangan semua sekarang mencari pelaku-pelaku lainnya. Kemungkinan ada tambah pelaku, nanti diupdate ya," ungkapnya.

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Megapolitan
KontraS: Lima Orang Masih Hilang Usai Aksi 25–31 Agustus 2025
KontraS: Lima Orang Masih Hilang Usai Aksi 25–31 Agustus 2025
Megapolitan
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bisa Hasilkan 40 Galon Per Jam
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bisa Hasilkan 40 Galon Per Jam
Megapolitan
Polisi Jadwal Ulang Pemanggilan Sherina Munaf Soal Kucing Uya Kuya
Polisi Jadwal Ulang Pemanggilan Sherina Munaf Soal Kucing Uya Kuya
Megapolitan
Motif Pria Aniaya Sekuriti di Depok, Tersinggung Saat Ditegur gara-gara Portal Tutup
Motif Pria Aniaya Sekuriti di Depok, Tersinggung Saat Ditegur gara-gara Portal Tutup
Megapolitan
Bareskrim dan Kompolnas Kumpulkan Rekaman CCTV di Lokasi Affan Dilindas Rantis
Bareskrim dan Kompolnas Kumpulkan Rekaman CCTV di Lokasi Affan Dilindas Rantis
Megapolitan
Arus Lalu Lintas Jalan Gatot Subroto Ramai Lancar Jelang Demo di DPR
Arus Lalu Lintas Jalan Gatot Subroto Ramai Lancar Jelang Demo di DPR
Megapolitan
Gerakan BEM UI dalam Aksi Rakyat Tagih Janji dan 17+8 Tuntutan
Gerakan BEM UI dalam Aksi Rakyat Tagih Janji dan 17+8 Tuntutan
Megapolitan
Ketua Komnas HAM Diminta Mundur jika Tak Tuntaskan Kasus Munir hingga 8 Desember 2025
Ketua Komnas HAM Diminta Mundur jika Tak Tuntaskan Kasus Munir hingga 8 Desember 2025
Megapolitan
Depot Air Minum Gratis di Sunter Agung Dibangun dengan Dana Swadaya Koperasi
Depot Air Minum Gratis di Sunter Agung Dibangun dengan Dana Swadaya Koperasi
Megapolitan
Pramono Ungkap Alasan Dipajangnya Puing Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta
Pramono Ungkap Alasan Dipajangnya Puing Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Massa Desak Komnas HAM Tetapkan Kasus Munir sebagai Pelanggaran Berat hingga 8 Desember
Massa Desak Komnas HAM Tetapkan Kasus Munir sebagai Pelanggaran Berat hingga 8 Desember
Megapolitan
Pramono Dorong PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi Demokrat Ingatkan Risiko Komersialisasi
Pramono Dorong PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi Demokrat Ingatkan Risiko Komersialisasi
Megapolitan
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bakal Diresmikan Pekan Ini
Depot Air Minum Isi Ulang Gratis di Sunter Agung Bakal Diresmikan Pekan Ini
Megapolitan
Pria yang Aniaya Sekuriti di Depok Disebut dalam Pengaruh Alkohol
Pria yang Aniaya Sekuriti di Depok Disebut dalam Pengaruh Alkohol
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau