Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Ungkap Alasan Dipajangnya Puing Sisa Kebakaran di Halte Jaga Jakarta

Kompas.com - 08/09/2025, 15:30 WIB
Ruby Rachmadina,
Mohamad Bintang Pamungkas

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puing-puing sisa kebakaran Halte Senen Sentral, yang kini resmi berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta, kini dipajang di halte tersebut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Senin (8/9/2025), di dalam lemari kaca yang diletakkan di area Halte Jaga Jakarta, terlihat sejumlah barang bekas kebakaran yang sudah tidak lagi berfungsi.

Sebuah televisi yang dahulu menayangkan informasi untuk penumpang kini mati. Bagian sisinya retak dan kaca layarnya pecah.

Baca juga: Alasan Nama Halte Senen Sentral Diganti jadi Jaga Jakarta

Benda-benda berbahan besi, seperti kipas angin dan mesin tap, hanya menyisakan kerangka, menandakan cepatnya api melahap fasilitas tersebut.

Selain itu, papan petunjuk arah yang menghitam akibat asap dan jilatan api turut dipajang.

Potongan guiding block yang retak pun ditampilkan sebagai bukti kerusakan dari kericuhan yang terjadi.

Baca juga: Wajah Baru Halte Senen Sentral yang Berganti Nama Jaga Jakarta

Pesan Pengingat dari Pemprov DKI

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan puing-puing tersebut sengaja dipajang sebagai pengingat agar kejadian serupa tidak terulang.

“Memorable yang ada, yang dibuat, memang sengaja diskusi kami dengan Dirut Transjakarta supaya memorable itu mengingatkan, bahwa di tempat ini pernah terjadi peristiwa yang mudah-mudahan tidak akan pernah terulang kembali bagi warga Jakarta,” ucap Pramono di Halte Jaga Jakarta, Senin (8/9/2025).

Pramono menambahkan, total ada 22 halte Transjakarta yang mengalami kerusakan dan terbakar saat aksi demonstrasi beberapa waktu lalu.

Namun, ia memastikan seluruh halte tersebut sudah berhasil dibersihkan dan kembali beroperasi normal dalam waktu kurang dari tujuh hari.

“Tidak lebih dari tujuh hari, sudah normal kembali. Dan hari ini mohon maaf, tarifnya juga sudah normal kembali,” kata dia.

Baca juga: Bagaimana Progres Pemenuhan 17+8 Tuntutan Rakyat?

Dari Nama Senen Sentral Menjadi Jaga Jakarta

Salah satu halte yang mengalami kerusakan terparah adalah Halte Senen Sentral.

Kini halte tersebut resmi berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta.

Menurut Pramono, perubahan nama ini dipilih sebagai pengingat sekaligus ajakan kepada warga Jakarta untuk menjaga keamanan dan fasilitas umum bersama-sama.

“Karena yang pertama, sebagai bagian kita untuk menjaga Jakarta secara bersama-sama. Supaya kejadian ini tidak terulang kembali, maka saya bersama jajaran balik kota memutuskan untuk merubah Halte Sentral Jakarta ini, menjadi Jaga Jakarta,” ungkap Pramono.

Baca juga: BEM UI Bakal Gelar Demo di DPR Besok

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Rawan Kecelakaan, Warga Minta Pagar Pengaman Trotoar di Serpong Segera Diperbaiki
Megapolitan
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Rencana Ubah Status PAM Jaya Jadi Perseroda, Fraksi DPRD Jakarta Terbelah
Megapolitan
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Lurah Sunter Agung Ungkap Alasan Bangun Depot Air Minum Isi Ulang Gratis
Megapolitan
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
BEM UI Demo di DPR 9 September, Apa Saja Tuntutannya?
Megapolitan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Kompolnas Akan Minta Ahli Analisis Pergerakan Rantis Sebelum Lindas Affan Kurniawan
Megapolitan
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
14 Pelaku Penyerangan Polres Jaktim Ditangkap, 4 di Antaranya Anak di Bawah Umur
Megapolitan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Pagar Trotoar di Serpong Rusak Diduga karena Minim Perawatan
Megapolitan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Pelaku Meninggal, Penyidikan Kasus Pembunuhan Bocah di Kebayoran Lama Dihentikan
Megapolitan
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Penampakan Puing Bekas Kebakaran yang Dipajang di Halte Jaga Jakarta
Megapolitan
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Petisi Tolak Pecat Kompol Cosmas Capai Ratusan Ribu Tanda Tangan, Ini Kata Kompolnas
Megapolitan
Jelang Demo 8 September, Depan Gedung DPR Dipenuhi PKL
Jelang Demo 8 September, Depan Gedung DPR Dipenuhi PKL
Megapolitan
Api Muncul di Sekolah Regina Pacis Bogor, Belajar Mengajar Sempat Terganggu
Api Muncul di Sekolah Regina Pacis Bogor, Belajar Mengajar Sempat Terganggu
Megapolitan
Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung Terungkap, Ternyata Pegawai Kemendagri
Identitas Mayat Tak Utuh di Kali Ciliwung Terungkap, Ternyata Pegawai Kemendagri
Megapolitan
Penganiaya Sekuriti di Depok Ngaku Habis Minum Arak Saat Kejadian
Penganiaya Sekuriti di Depok Ngaku Habis Minum Arak Saat Kejadian
Megapolitan
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Transportasi Umum Jakarta Peringkat 17 Dunia, Ungguli Kuala Lumpur hingga Bangkok
Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau