JAKARTA, KOMPAS.com – Rencana pemerintah memperketat impor pakaian bekas ilegal atau balpres menuai beragam tanggapan dari para pemburu thrifting di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Sebagian pembeli mendukung langkah tersebut sebagai upaya memberdayakan produk lokal.
Namun, mereka khawatir barang pengganti nantinya tidak mampu menandingi harga murah dan kualitas tinggi pakaian impor bekas yang selama ini menjadi pilihan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
Eda (33), salah satu pengunjung Pasar Senen yang rutin datang setiap bulan untuk membeli pakaian kerja dan baju anak, menilai kebijakan pemerintah sebaiknya tidak membuat harga pakaian melambung.
Baca juga: Harga dan Kualitas, Alasan Pemburu Thrifting di Pasar Senen Lebih Suka Barang Impor
“Kalau bisa, bagus sih kalau produk lokal diberdayakan. Tapi jujur aja, harga barang impor bekas itu masih lebih terjangkau buat masyarakat kecil,” ujar Eda saat ditemui Kompas.com, Senin (27/10/2025).
Menurut dia, banyak warga seperti dirinya yang datang ke Pasar Senen untuk tetap bisa berganti pakaian tanpa harus mengeluarkan biaya besar.
“Kalau beli baru kan bisa Rp 200.000 ke atas. Di sini Rp 50.000 sudah dapat baju bagus, bahan tebal, dan tahan lama,” tambahnya.
Pandangan serupa disampaikan Kris (29), pembeli asal Bekasi. Ia tidak menolak jika Pasar Senen nantinya diisi dengan produk lokal, asalkan kualitas dan harga masih bisa bersaing.
“Kalau bisa diganti barang lokal enggak apa-apa, asal kualitasnya bagus dan harganya masih masuk akal,” ujar Kris.
Namun, ia khawatir jika harga pakaian lokal justru lebih mahal, pembeli akan beralih ke tempat lain.
“Kalau nanti harga malah lebih mahal, bisa-bisa Pasar Senen malah kayak Tanah Abang sepi, karena orang cari yang murah tapi bagus,” katanya.
Baca juga: Nasib Pedagang Thrifting Pasar Senen di Ujung Tanduk
Kris menilai, keberadaan produk impor bekas justru membantu masyarakat berpenghasilan pas-pasan tetap bisa tampil layak.
“Enggak semua orang mampu beli baju baru tiap bulan. Tapi kalau thrifting, bisa dapet banyak dan tetap kelihatan rapi,” ujarnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyatakan dukungannya terhadap langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang akan memperketat pengawasan impor pakaian bekas ilegal.
Menurut Pramono, kebijakan ini penting untuk melindungi pelaku usaha kecil di Jakarta agar tidak terus bergantung pada penjualan produk bekas impor.