Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek Baterai EV Dimulai, Kontraktor Lokal Tak Ingin Cuma Jadi Penonton

Kompas.com - 30/06/2025, 11:39 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Proyek pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Karawang resmi dimulai. Namun, suara dari dalam negeri menyeruak: kontraktor lokal tidak ingin hanya menjadi penonton dalam investasi skala besar ini.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), La Ode Safiul Akbar, menyerukan agar pemerintah mengedepankan inklusivitas dengan melibatkan pengusaha kontraktor lokal dalam pembangunan proyek tersebut. Ia menanggapi ground breaking proyek baterai EV yang digelar Minggu (29/6/2025) dan diresmikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

Proyek ini melibatkan perusahaan asal China, Ningbo Contemporary Brunp Legend Co Ltd (CBL), anak usaha dari raksasa baterai dunia Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL).

Gapensi menyambut baik pernyataan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang sebelumnya menegaskan pentingnya pengusaha lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Namun, La Ode meminta agar komitmen tersebut benar-benar diterapkan di lapangan.

“Pemerintah jangan hanya berikan 'angin surga' kepada pengusaha lokal, tapi miskin implementasi,” ujar La Ode dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (30/6/2025).

Baca juga: Kontraktor Kecil Bisa Ikut Proyek Pemerintah, Ini Kata Gapensi

Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), La Ode Safiul AkbarDOK. GAPENSI Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), La Ode Safiul Akbar
Ia menegaskan, selama ini setiap investor asing yang masuk ke Indonesia cenderung membawa serta pekerja dan kontraktor dari negara asalnya. Bila pun menggandeng mitra lokal, yang dilibatkan biasanya perusahaan milik negara, bukan kontraktor swasta lokal yang berada di sekitar wilayah proyek.

“Kalau investornya dari China, ya yang mengerjakan juga dari China. Ini yang kami sesalkan. Padahal jika melibatkan kontraktor lokal, akan muncul efek berganda yang positif bagi ekonomi nasional dan daerah,” lanjutnya.

Gapensi, lanjut La Ode, siap terlibat dalam berbagai aspek pembangunan ekosistem baterai EV, mulai dari pembangunan pabrik, sarana dan prasarana pendukung, hingga pekerjaan awal seperti land clearing.

“Intinya kami siap mendukung pembangunan pabrik dan seluruh infrastruktur pendukung yang dibutuhkan untuk kelancaran investasi dan industri baterai EV,” kata La Ode.

Baca juga: Bahlil: Pabrik Baterai EV di Karawang Bisa Tekan Impor BBM hingga 300.000 KL Per Tahun

Sementara itu, Menteri Bahlil Lahadalia menyebut proyek ini berpotensi besar mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

“Jika kapasitas produksi baterai mencapai 15 gigawatt per tahun, kita bisa menghemat impor BBM sekitar 300 ribu kiloliter per tahun,” ujar Bahlil dalam sambutannya saat ground breaking di Karawang, Minggu (29/6/2025).

Sebagai perbandingan, impor BBM Indonesia sepanjang 2024 tercatat sebesar 27,76 juta kiloliter, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), dengan sekitar 15 juta kiloliter berasal dari Singapura.

Dengan adanya proyek strategis ini, pemerintah berharap tidak hanya terjadi lompatan teknologi dan penyediaan infrastruktur kendaraan listrik, tetapi juga tercipta peluang ekonomi baru melalui partisipasi kontraktor nasional.

Gapensi menegaskan komitmennya untuk mengawal proses ini agar transformasi energi tidak hanya berdampak di sektor hilir, tetapi juga memberdayakan pelaku usaha lokal sejak awal proyek digulirkan.

Baca juga: Bahlil: Baterai EV Produksi Pabrik di Karawang Bisa untuk 300.000 Mobil

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau