Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Beras di Gudang Berkutu dan Tak Segar, Bulog Beberkan Sistem Pengawasannya

Kompas.com - 18/07/2025, 17:43 WIB
Suparjo Ramalan ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Perum Bulog memastikan kualitas beras yang disimpan di gudang terjaga dengan baik, lantaran sistem pengawasan dan perawatan berjalan optimal.

Pernyataan Bulog ini setelah Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto menyebut, sejumlah pasokan beras yang disimpan di Gudang Bulog berkutu dan tak segar. Hal itu ia utarakan saat rapat kerja (raker) bersama Kementerian Pertanian di Gedung DPR/MPR, Rabu (2/7/2024).

Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto memastikan, setiap gudang memiliki petugas khusus memantau, memeriksa kualitas gabah dan beras hasil serapan dari petani lokal.

Baca juga: Jadi Dirut Bulog, Ahmad Rizal Ajukan Pensiun Dini dari TNI

Seluruh beras yang masuk wajib melewati proses pemeriksaan menyeluruh, dengan melibatkan surveyor independen untuk menjamin transparansi dan akurasi standar mutu

“Pengawasan kualitas dilakukan sejak tahap penerimaan hingga masa penyimpanan. Kami memastikan kualitas tetap terjaga demi mendukung ketahanan pangan nasional,” ujar Suyamto di Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Bulog juga menerapkan sistem perawatan berkala atas stok beras yang tersimpan. Prinsip Pengelolaan hama gudang terpadu (PHGT) menjadi acuan utama dalam pengelolaan komoditas.

PHGT mencakup kebersihan gudang, pemantauan kondisi secara rutin, tindakan preventif seperti penyemprotan (spraying), hingga langkah kuratif seperti fumigasi apabila terjadi serangan hama.

Langkah-langkah pengawasan dan perawatan, lanjut dia, bagian dari komitmen Bulog untuk menjaga kepercayaan publik, serta memastikan ketersediaan beras yang aman, layak konsumsi, dan bermutu tinggi.

Kualitas beras yang terjaga ini sangat penting tidak hanya untuk mendukung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), di mana masyarakat bisa mendapatkan beras berkualitas dengan harga terjangkau, tetapi juga untuk mendukung program bantuan pangan.

“Menjaga kualitas beras bukan hanya soal penyimpanan, tapi juga memastikan masyarakat mendapatkan bahan pangan terbaik di setiap lapisan distribusi,” paparnya.

Baca juga: Dirut Bulog: Pemain Judol dan Teroris Tak Dapat Bantuan Pangan

Titiek Soeharto sebelumnya mengaku melihat sisa beras impor di gudang Bulog sudah berkutu dan tak segar. Pasalnya beras yang menumpuk di Bulog diimpor sejak 10 bulan lalu dan sebagiannya belum disalurkan ke pasar.

Dipastikan bahwa beras sisa impor yang dibiarkan dan belum disalurkan lewat program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP), maka pangan dasar ini tak bisa dikonsumsi lagi.

“Saya rasa tidak aman (dikonsumsi) ya Pak Menteri, karena kalau beras itu sudah terlalu lama disimpan di gudang, itu kami lihat sendiri sudah ada kutunya,” ucap Titiek.

“Walaupun kutu bukan kutu hitam, kutu putih, tapi tetap saja itu bukan beras yang fresh, kalah terlalu lama disimpan. Kalau import masuknya bulan 10, berarti sudah 10 bulan ada di gudang, dari 10 bulan, mungkin hampir setahun,” lanjutnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
BPJS Ketenagakerjaan Buka Rekrutmen, Cek Syarat dan Posisinya
Karier
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Wujudkan Swasembada Pangan, Harfia Gelar Temu Tani dan Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya
Ekbis
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Gandeng Naoyoshi, Lovina Beach Brewery (STRK) Bakal Masuk ke Pasar Jepang
Ekbis
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
70 Persen Alkes Masih Impor, Indonesia Genjot Produksi Dalam Negeri
Ekbis
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Wamendag Sebut Implementasi Perjanjian IC-CEPA Bikin Nilai Perdagangan dengan Cille Naik
Ekbis
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Sarana Menara Nusantara (TOWR) Bongkar Strategi Genjot Pendapatan
Industri
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
RI Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi: Bisa Dipakai Bayi, Harga Mulai Rp 300 Juta
Industri
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekspor China ke AS Anjlok 33 Persen, Pertumbuhan Perdagangan Melambat
Ekbis
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Jangan Tertipu! OJK Tegaskan Pemutihan Pinjaman Online Hoaks
Ekbis
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Tekan Impor, RI Kini Produksi Ventilator dan Mesin Anestesi Sendiri
Industri
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Ternyata Ini 6 Penyebab Gen Z dan Milenial Sulit Menabung Menurut Pakar
Keuangan
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Kata KCI Soal KRL Sempat Tertahan di Stasiun Jatinegara dan Manggarai pada Minggu Malam
Ekbis
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Prediksi Harga iPhone 17 Pro Max, Air, dan Seri Lainnya
Belanja
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Mengoreksi Budidaya, Menopang Ekstensifikasi, Mengejar Swasembada Gula
Ekbis
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Pertumbuhan Ekonomi Jepang 2,2 Persen, tapi Ekspor Turun
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau