Selain itu, beban penjualan turun 36,5 persen menjadi Rp 5,4 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi turun 34,5 persen menjadi Rp 28 miliar.
"Kinerja yang ditunjukkan pada semester I memperlihatkan bahwa fundamental perseroan tetap kokoh, dengan laba operasional sebesar Rp 161,5 miliar dan laba sebelum pajak sebesar Rp 167,8 miliar," kata Direktur Utama MARK Ridwan Goh dalam keterangan tertulis, Selasa (29/7/2025).
Melihat kondisi keuangan yang solid, imbuh perseroan, MARK terbuka untuk kembali membagikan dividen interim kepada pemegang saham, sebagaimana telah dilakukan pada tahun sebelumnya, sejalan dengan komitmen untuk memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
“Meski terdampak tidak langsung dari perang tarif AS, yang mengakibatkan permintaan cetakan sarung tangan menurun di beberapa negara perusahaan tetap mencatat pertumbuhan margin laba bersih, ini mencerminkan ketahanan model bisnis dan strategi diversifikasi negara ekspor yang kami terapkan,” ujar Ridwan.
Baca juga: Kinerja Keuangan 2024 Positif, MARK Buka Peluang Naikkan Dividen
Sebagai strategi pertumbuhan ke depan, imbuh Ridwan, MARK secara aktif memperluas jangkauan ke negara-negara dengan potensi permintaan besar seperti China dan India.
Kedua negara tersebut saat ini tengah mengembangkan industri sarung tangan untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.
"Langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan bisnis dan membuka pasar baru yang lebih stabil dari sisi regulasi perdagangan internasional," tutur Ridwan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini