JAKARTA, KOMPAS.com - Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan transaksi saham alias trading mulai ramai digunakan investor ritel melalui fitur-fitur yang tertanam di aplikasi perdagangan.
Namun, hingga kini, Bursa Efek Indonesia (BEI) belum memiliki aturan khusus yang mengatur penggunaan teknologi mutakhir tersebut.
Hal ini diakui oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman.
“Sekarang ini memang mereka lakukan (AI trading) kan. (BEI) belum ada pengaturannya,” ujar Iman saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Baca juga: Dirut BEI: Transaksi Saham Per Hari Capai Rp 13,6 Triliun, Peringkat ke-2 di ASEAN
Ia mengatakan penggunaan algorithmic trading atau perdagangan berbasis algoritma sebenarnya bukanlah hal baru di pasar modal.
Praktik ini telah lama dilakukan oleh investor institusi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Bedanya, kini teknologi AI membuat strategi serupa lebih mudah diakses oleh investor ritel melalui aplikasi daring.
Artinya, algo bukanlah penemuan baru yang perlu langsung dicurigai.
Namun, BEI tetap akan memantau perkembangan fenomena tersebut dan melihat terlebih dahulu dampaknya terhadap pasar, termasuk potensi risiko yang bisa muncul, sebelum memutuskan apakah diperlukan regulasi khusus.
“Nah, kita lihat lah kalau negatifnya. Tapi kan algo kan di mana juga dilakukan sebenarnya orang juga. Dari dulu udah ngelakuin algo juga tuh, institusi. Jadi bukan hal yang baru, gitu. Tapi nanti kita lihat dampaknya kepada…,” paparnya.
BEI akan terus melakukan kajian agar pemanfaatan teknologi, termasuk AI dan algoritma perdagangan, tetap sejalan dengan prinsip keterbukaan, keadilan, dan perlindungan investor.
Regulasi di masa depan akan mempertimbangkan keseimbangan antara inovasi dan mitigasi risiko, sehingga pasar modal tetap kondusif bagi semua pelaku, baik investor ritel maupun institusi.
“Iya, makanya kalau kita lihat dampaknya seperti apa,” ucap Iman.
Baca juga: Saham Pendatang Baru di MSCI Diprediksi Diminati Investor Global
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini