NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia melemah pada akhir perdagangan Selasa (19/8/2025) waktu setempat atau Rabu (20/8/2025) pagi WIB, seiring menguatnya dollar AS dan sikap hati-hati investor menjelang simposium tahunan bank sentral Amerika Serikat (AS).
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi 3.317,71 dollar AS per ons, level terendah sejak 1 Agustus 2025. Sementara, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,6 persen ke 3.358,7 dollar AS per ons.
Indeks dollar AS (DXY) menguat 0,10 persen ke level 98,27. Kondisi ini membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainn, sehingga mengurangi minat investor terhadap emas.
"Umumnya, para pelaku pasar tengah akan memposisikan diri di pasar berjangka jelang pertemuan The Fed di Jackson Hole. Sepertinya perdagangan akan cukup sepi hingga saat itu,” ujar Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Baca juga: Harga Emas Dunia Merosot 1,8 Persen Selama Sepekan, Pasar Soroti Pertemuan Trump-Putin
Bank sentral As, Federal Reserve (The Fed) dijadwalkan menggelar simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming, pada akhir pekan ini. Ketua The Fed Jerome Powell akan menyampaikan pandangannya mengenai prospek ekonomi dan arah kebijakan bank sentral pada Jumat mendatang.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump kembali mendesak The Fed untuk melakukan pemangkasan suku bunga yang lebih agresif.
Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 85 persen adanya pemangkasan suku bunga sebanyak 25 basis poin pada September mendatang, menurut alat FedWatch CME.
Menurut Jim Wyckoff, jika Powell memberikan sinyal yang lebih dovish alias penurunan suku bunga, hal tersebut berpotensi mendukung kenaikan harga logam mulia, seperti emas dan perak.
Baca juga: Harga Emas Dunia Naik Terdongrak Melemahnya Dollar AS
Emas yang tidak memberikan imbal hasil dibandingkan obligasi dan saham, biasanya akan diminati saat penurunan suku bunga atau di lingkungan suku bunga rendah. Emas juga menjadi aset lindung nilai atau safe haven di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.
Kini pasar juga sedang menunggu rilis risalah pertemuan The Fed bulan Juli yang akan diumumkan pada Rabu, guna melihat arah ekonomi AS ke depan.
Sementara dari sisi geopolitik, Trump menyatakan, dirinya berharap Presiden Rusia Vladimir Putin dapat mengambil langkah menuju akhir perang di Ukraina.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini