Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Kejatuhan Harga Saham Gudang Garam

Kompas.com - 07/09/2025, 17:07 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - PT Gudang Garam Tbk, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, kini didera masalah serius. Penjualan rokoknya terus menurun dari tahun ke tahun.

Perusahaan yang berbasis di Kota Kediri, Jawa Timur ini memang tak sampai mencatat rugi. Namun demikian, laporan kinerja keuangannya mencatatkan penurunan laba sangat signifikan.

Sebagai contoh, pada 2023, Gudang Garam berhasil meraup untung Rp 5,32 triliun. Namun setahun setelahnya atau pada 2024, laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 980,8 miliar atau anjlok sampai 81,57 persen.

Paling anyar, sepanjang semester I 2025, perusahaan membukukan laba bersih Rp 117,16 miliar. Padahal, selama belasan tahun, Gudang Garam selalu meraup untung di atas Rp 5 triliun setiap tahunnya.

Berikut ini adalah kinerja laba Gudang Garam sepanjang 10 tahun terakhir sebagaimana dikutip dari Laporan Tahunan (Annual Report) perseroan:

  • Tahun 2025: Rp 117 miliar (semester I)
  • Tahun 2024: Rp 980,8 miliar
  • Tahun 2023: Rp 5,32 triliun
  • Tahun 2022: Rp 2,78 triliun
  • Tahun 2021: Rp 5,60 triliun
  • Tahun 2020: Rp 7,64 triliun
  • Tahun 2019: Rp 10,8 triliun
  • Tahun 2018: Rp 7,79 triliun
  • Tahun 2017: Rp 7,75 triliun
  • Tahun 2016: Rp 6,67 triliun

Baca juga: Era Kejayaan Gudang Garam

Harga saham Gudang Garam

Sudah menjadi fenomena umum, harga saham sebuah perusahaan selalu berkorelasi dengan kinerja keuangannya. Pada penutupan perdagangan Jumat (5/9/2025), harga saham Gudang Garam berada di level Rp 8.800 per lembarnya.

Harga saham Gudang Garam ini sangat berbanding terbalik dengan kinerja sahamnya pada beberapa tahun sebelumnya. Padahal pada awal tahun 2019, harga saham Gudang Garam berada di level Rp 80.000-an.

Misalnya saja pada minggu pertama April 2019, harga saham Gudang Garam tercatat sebesar Rp 83.650 atau hampir menyentuh Rp 90.000 per lembarnya.

Di masa kejayaan industri rokok ini, saham-saham perusahaan rokok, termasuk Gudang Garam, masuk dalam deretan saham dengan harga tertinggi yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Harga saham Gudang Garam ini memang terus mengalami penurunan tajam; misalnya, pada pengujung tahun 2024, saham GGRM dijual di level Rp 13.275 per lembar pada perdagangan 30 Desember 2024.

Baca juga: Awal Mula Rumor PHK Karyawan PT Gudang Garam dan Bantahan Manajemen

Bahkan pada 8 April 2025, harga saham Gudang Garam pernah menyentuh harga terendah sepanjang 2025, yakni seharga Rp 8.675. Sementara persis setahun lalu, saham GGRM dijual di harga Rp 18.550.

Selama beberapa tahun terakhir, industri rokok memang berada dalam tekanan berlapis. Kenaikan tarif cukai yang hampir selalu terjadi tiap tahun menjadi faktor utama. Harga rokok yang terus naik membuat daya beli konsumen melemah, sehingga penjualan ikut tertekan.

Di sisi lain, Gudang Garam juga harus berhadapan dengan persaingan ketat dari produsen rokok kelas menengah dan kecil, belum lagi menghadapi maraknya peredaran rokok tanpa cukai alias rokok ilegal.

Sejarah Gudang Garam

Sejarah Gudang Garam cukup panjang. Sebelum sebesar saat ini, Gudang Garam awalnya adalah produsen rokok rumahan yang bermula sejak 1956 di Kediri. Usaha ini didirikan Surya Wonowidjojo (Tjoa Ing-Hwie) yang memproduksi kretek kelobot dengan merek Inghwie

Produk rokoknya laris manis di pasaran. Surya Wonowidjojo kemudian mengganti nama usahanya menjadi Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam. Kabarnya, nama Gudang Garam berawal dari mimpi sang pendirinya.

Baca juga: Sosok Susilo Wonowidjojo, Pewaris Gudang Garam dan Gurita Bisnisnya

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau