Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Ingatkan Risiko Dolar dan Suku Bunga Bisa Guncang Ketahanan Asia

Kompas.com - 27/10/2025, 10:28 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

Sumber Reuters

KOMPAS.com-Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan risiko baru bagi ekonomi Asia seiring potensi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan suku bunga global.

Dua faktor itu dinilai dapat mengguncang ketahanan keuangan kawasan yang tengah menghadapi tekanan dari tarif AS dan pelemahan permintaan China.

Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF, Krishna Srinivasan, menilai beban utang di Asia membuat kawasan ini rentan terhadap perubahan kondisi keuangan global.

“Jika suku bunga mulai naik, terutama suku bunga jangka panjang, hal itu dapat berdampak signifikan terhadap Asia, di mana biaya pembayaran utang terhadap pendapatan cukup tinggi. Itu menjadi masalah,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).

Baca juga: IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia 2025 Jadi 4,5 Persen, tapi Waspadai Ketegangan AS-China

Dalam laporan prospek ekonomi regional yang dirilis Jumat, IMF menyebut risiko eksternal seperti penguatan dolar dan suku bunga tinggi dapat mempersempit ruang kebijakan moneter di Asia.

Negara-negara berkembang berisiko menghadapi arus modal keluar dan tekanan terhadap nilai tukar jika investor beralih ke aset dolar.

Srinivasan menyebut pelemahan dolar dan penurunan suku bunga The Federal Reserve bisa memberi ruang bagi bank sentral Asia untuk melonggarkan kebijakan moneter tanpa khawatir modal keluar.

“Jika dolar menguat, hal itu juga dapat memengaruhi Asia,” katanya.

“Kondisi keuangan selama ini sangat mendukung, tetapi bisa saja berubah. Itu merupakan risiko besar bagi Asia,” sambungnya.

Baca juga: IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025-2026 Jadi 4,9 Persen

IMF menilai beberapa negara mungkin perlu melanjutkan pelonggaran moneter untuk menjaga inflasi tetap sesuai target dan mempertahankan stabilitas harga.

Inflasi di Asia memang lebih terkendali dibandingkan kawasan lain, meski sempat naik akibat lonjakan harga energi dan bahan baku setelah perang Rusia-Ukraina.

Srinivasan menilai kondisi itu menunjukkan kemampuan bank sentral Asia menjaga kepercayaan publik.

“Penting bagi bank sentral untuk memiliki independensi agar mereka dapat mencapai tujuan mereka, terutama stabilitas harga,” ujarnya.

“Namun, ketika berbicara tentang independensi, mereka juga harus bertanggung jawab kepada masyarakat luas. Penting juga agar mereka tidak dibebani dengan banyak mandat,” katanya lagi.

Halaman:


Terkini Lainnya
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau