JAKARTA, KOMPAS.com — PT United Tractors Tbk (UNTR) membukukan laba bersih sebesar Rp 11,5 triliun hingga kuartal III 2025, turun 26 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya kontribusi dari segmen kontraktor penambangan dan tambang batu bara termal serta metalurgi, yang tertekan oleh curah hujan tinggi dan penurunan harga jual batu bara.
Meski demikian, kinerja perusahaan masih ditopang oleh segmen pertambangan emas yang mencatat pertumbuhan signifikan. Pendapatan dari segmen emas dan mineral lainnya meningkat 53 persen menjadi Rp 10,3 triliun berkat naiknya volume penjualan dan harga rata-rata emas.
Secara keseluruhan, United Tractors membukukan pendapatan bersih Rp 100,5 triliun, naik satu persen dari Rp99,6 triliun pada periode yang sama tahun 2024.
Baca juga: United Tractors (UNTR) Tegaskan Anak Usaha Tak Terlibat Kasus Solar di bawah Harga Pasar
Segmen mesin konstruksi mencatatkan kinerja positif. Penjualan alat berat Komatsu naik 10 persen menjadi 3.653 unit, didorong peningkatan di semua sektor. Berdasarkan riset internal, pangsa pasar Komatsu tercatat 22 persen dan masih menjadi pemimpin pasar alat berat di Indonesia.
Penjualan Scania juga meningkat dari 298 menjadi 393 unit, sementara UD Trucks turun dari 156 menjadi 137 unit.
Pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat tercatat Rp8,3 triliun, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya. Secara total, pendapatan bersih segmen mesin konstruksi naik 11 persen menjadi Rp29,3 triliun.
Baca juga: United Tractors (UNTR) Akuisisi Perusahaan Tambang Emas di Sulut
Segmen kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) mengalami penurunan kinerja akibat intensitas hujan yang tinggi hampir sepanjang tahun.
Volume pemindahan tanah turun 10 persen menjadi 829 juta bcm dan produksi batu bara klien turun dua persen menjadi 109 juta ton. Beberapa klien juga melakukan penyesuaian target produksi untuk overburden removal.
Baca juga: Empat Penghargaan di Ajang Pasar Modal Bukti Fundamental Kuat United Tractors (UNTR)
Segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi yang dijalankan PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources) mencatat volume penjualan 9,2 juta ton, termasuk 2,8 juta ton batu bara metalurgi.
Total penjualan batu bara, termasuk dari pihak ketiga, mencapai 11,2 juta ton atau naik 10 persen dibanding tahun lalu.
Namun, pendapatan segmen ini turun sembilan persen menjadi Rp 18,8 triliun karena harga jual batu bara rata-rata melemah.
Baca juga: United Tractors (UNTR) Likuidasi Anak Usaha, Dormant Sejak 2016
Segmen pertambangan emas dan mineral lainnya mencatat lonjakan pendapatan 53 persen menjadi Rp10,3 triliun. Tambang emas yang dioperasikan PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR) mencatat total penjualan setara 178.000 ons hingga triwulan ketiga 2025, naik delapan persen dibanding tahun sebelumnya.
Tambang Martabe di Tapanuli Selatan mencatat penjualan 170.000 ons, naik tiga persen, sementara tambang Sumbawa mencatat 8.000 ons.
Di bisnis nikel, PT Stargate Pasific Resources (SPR) membukukan penjualan 1,6 juta wet metric ton (wmt), terdiri dari 0,5 juta wmt saprolit dan 1,1 juta wmt limonit. Nickel Industries Limited (NIC), di mana United Tractors memiliki 20,14 persen saham, melaporkan penjualan nickel metal 62.641 ton pada paruh pertama 2025.
Baca juga: United Tractors (UNTR) Pertahankan Kinerja Semester I 2025 di Tengah Tekanan Batu Bara