Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Luhut Klaim Whoosh Sudah Bisa Tutup Biaya Operasional, tapi Utang ke China Tembus Rp 120 T...

Kompas.com - 31/10/2025, 05:55 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh saat ini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri.

Namun, ia pun mengakui proyek Whoosh mengalami banyak pro dan kontra.

"Lepas dari pro dan kontra yang terjadi, faktanya Whoosh kini sudah mampu menutup biaya operasionalnya sendiri dan melayani lebih dari 12 juta penumpang sejak beroperasi pada Oktober 2023 sampai Februari 2025," ujar Luhut lewat unggahan di akun Instagram resminya @luhut.pandjaitan, dikutip pada Jumat (31/10/2025).

Sehingga menurutnya, Whoosh sudah memberikan dampak ekonomi yang besar bagi wilayah yang dilintasinya.

Baca juga: Luhut: Whoosh Sudah Bisa Tutup Biaya Operasional, Bukti Kemandirian Bangsa

Kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta?Bandung (KCJB) atau Whoosh melalui skema Danantara lebih tepat dibandingkan membebani APBN.KOMPAS.com/Krisda Tiofani Kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menilai pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta?Bandung (KCJB) atau Whoosh melalui skema Danantara lebih tepat dibandingkan membebani APBN.
Selain itu, perkembangan Whoosh saat ini juga menjadi langkah awal menuju pengelolaan proyek besar yang efisien dan bertanggungjawab.

"Whoosh menjadi bukti bahwa keberanian mengambil keputusan strategis adalah awal menuju kemandirian bangsa," tegas Luhut.

Dalam unggahannya, Luhut juga menceritakan pengalamannya naik kereta cepat Whoosh saat pergi ke Bandung untuk memberikan pembekalan kepada calon perwira di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Baca juga: 1 Whoosh Setara Bangun Hampir 5 Menara Burj Khalifa 

Menurut Luhut, setiap kali ke Bandung dirinya selalu memilih untuk naik Whoosh.

"Setiap ke Bandung saya selalu memilih moda transportasi ini karena efisiensi waktunya. Perjalanan yang dulu makan waktu 3-4 jam, kini bisa ditempuh banga dalam 30-60 menit," jelas Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung di era Presiden ke-7 RI, Joko Widodo itu.

Sebagai informasi, saat ini kereta cepat Jakarta-Bandung masih menjadi sorotan karena persoalan utang dalam pembangunannya.

Utang harus dibayarkan oleh pemerintah Indonesia kepada China.

Pemerintah menyatakan sedang merumuskan strategi terbaik untuk restrukturisasi utang proyek kereta cepat Whoosh.

Baca juga: Purbaya, Pembelaan Jokowi, dan Masalah Whoosh Sejak dalam Kandungan

Halaman:


Terkini Lainnya
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
KKSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga
Ekbis
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Lippo Karawaci Kantongi Pendapatan Rp 6,51 Triliun, Laba Bersih Tembus Rp 368 Miliar
Cuan
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau