Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1 Whoosh Setara Bangun Hampir 5 Menara Burj Khalifa

Kompas.com - 30/10/2025, 14:02 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Polemik Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali mengemuka dalam beberapa hari terakhir. Pro kontra ini setelah terungkapnya kerugian triliunan yang harus ditanggung BUMN yang terlibat di proyek ini.

Belum lama ini, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dirinya menolak APBN kembali dilibatkan dalam pembayaran utang yang menjadi tanggung jawab PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Pernyataan Purbaya ini disampaikan untuk merespon usulan dari Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengenai pembayaran utang PT KCIC agar bisa dibantu pemerintah.

PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), perusahaan konsorsium BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham mayoritas di PT KCIC, membukukan rugi hingga Rp 4,195 triliun sepanjang tahun 2024.

Tren kerugian tersebut berlanjut pada 2025, di mana hanya dalam enam bulan pertama tahun ini, kerugian PSBI kembali bertambah Rp 1,625 triliun.

Baca juga: KAI dan WIKA jadi BUMN Paling Terbebani Utang Whoosh

Setara bangun hampir 5 Burj Khalifa

Sebagai informasi saja, proyek KCJB sudah menulai kritik sejak perencanaan. Biaya investasi Whoosh dinilai kelewat mahal dengan rute terlalu pendek, ini pula yang jadi alasan banyak negara di dunia enggan mengembangkan kereta peluru.

Negara tetangga terdekat Indonesia, Singapura-Malaysia juga membatalkan proyek kereta cepat mereka meski konstruksinya sudah terlanjur dibangun sebagian. Alasannya, biaya yang harus dikeluarkan dianggap memboroskan anggaran kedua negara.

Dalam kasus biaya investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung, baik pihak Indonesia maupun China, telah menyepakati besaran pembengkakan biaya atau cost overrun proyek ini.

Setelah dilakukan audit menyeluruh, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mengalami pembengkakan biaya sebesar Rp 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,96 triliun (kurs Rp 16.600).

Angka tersebut merupakan hasil audit dari setiap negara yang kemudian disepakati bersama. Dengan demikian, setelah ditambah cost overrun, total biaya investasi Kereta Cepat Jakarta Bandung ini mencapai 7,27 miliar dollar AS atau setara Rp 120,95 triliun.

Baca juga: Pengamat Transportasi: Whoosh Terlanjur Jadi Beban KAI

Nilai setelah pembengkakan ini sejatinya bahkan sudah jauh melampaui investasi dari proposal Jepang melalui JICA yang memberikan tawararan proyek KCJB sebesar 6,2 miliar dollar AS dengan bunga 0,1 persen.

Sebagai pembanding dengan proyek triliunan di negara lain, investasi sebanyak 7,27 miliar dollar AS ini hampir setara dengan total biaya untuk membangun 5 Burj Khalifa yang saat ini masih berstatus sebagai gedung pencakar langit tertinggi di dunia.

Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang tingginya 828 meter (2.717 kaki) telah menjadi gedung tertinggi sejak tahun 2009.

Saking tingginya, Burj Khalifa lebih tinggi daripada dua Menara Eiffel yang ditumpuk. Pembangunan Burj Khalifa didesain oleh arsitek kenamaan dunia, Adrian Smith.

Menara pencakar langit ini diperuntukan untuk tiga fungsi utama, yakni hunian, perkantoran, dan hotel.

Untuk mewujudkan desain Menara Burj Khalifa tersebut, total biaya konstruksinya dilaporkan mencapai 1,5 miliar dollar AS atau jika dirupiahkan setara Rp 24,95 triliun.

Baca juga: Kata KCIC soal KPK Selidiki Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Sido Muncul (SIDO) Tebar Dividen Interim Rp 647 Miliar, Cek Jadwalnya
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau