Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Utang Bisa Jadi Jalan Menuju Kaya, Asal Digunakan untuk Aset Produktif

Kompas.com - Diperbarui 30/10/2025, 21:24 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Bagi banyak orang, kata “utang” sering dikaitkan dengan risiko dan tekanan finansial. Namun, bagi investor berpengalaman, utang justru bisa menjadi alat membangun kekayaan.

Caranya adalah dengan memanfaatkan self-liquidating debt, atau utang produktif—yakni utang yang dilunasi oleh aset yang dibiayainya sendiri.

Berbeda dari utang konsumtif yang digunakan untuk membeli barang yang nilainya turun, self-liquidating debt digunakan untuk membeli aset yang menghasilkan pendapatan.

Aset inilah yang menanggung biaya cicilan, sementara pemiliknya tetap memperoleh keuntungan dari kenaikan nilai aset dan akumulasi ekuitas.

Baca juga: 5 Skill yang Wajib Dimiliki untuk Membangun Kekayaan

Prinsip dasar strategi ini menekankan bahwa aset seharusnya bekerja untuk pemiliknya, bukan sebaliknya.

Cara Kerja: Aset yang Membayar Utangnya Sendiri

Konsep ini sederhana. Investor meminjam uang untuk membeli aset yang menghasilkan arus kas positif, seperti properti sewa atau bisnis berjalan.

Pendapatan dari aset itu digunakan untuk membayar utang, pajak, serta biaya perawatan, sementara nilai aset bisa terus meningkat.

Semakin lama, sisa utang berkurang dan porsi kepemilikan bertambah. Dalam jangka panjang, kombinasi antara pelunasan utang dan apresiasi nilai aset menciptakan pertumbuhan kekayaan ganda—dari arus kas dan kenaikan nilai modal (capital gain).

Properti Sewa: Bentuk Paling Populer dari Utang Produktif

Dilansir dari New Trader U, Kamis (30/10/2025), salah satu contoh paling umum dari self-liquidating debt adalah investasi properti sewa.

Saat membeli rumah atau apartemen dengan kredit, idealnya pendapatan dari penyewa mampu menutupi cicilan, pajak, asuransi, hingga biaya perawatan.

Keunggulannya, penyewa secara tidak langsung membantu pemilik membayar cicilan. Sementara itu, nilai properti berpotensi naik dari tahun ke tahun.

Baca juga: Cara Orang Kaya Membangun Kekayaan: Hindari 5 Kebiasaan Ini

Bagi investor, ini berarti membangun kekayaan tanpa mengeluarkan dana tambahan dari kantong sendiri.

Investasi di properti multi-unit, seperti dupleks atau apartemen kecil, bahkan lebih menarik. Dengan banyak penyewa, risiko kekosongan unit lebih kecil, dan arus kas lebih stabil.

Tak hanya itu, keuntungan pajak turut mendukung strategi ini. Penyusutan aset bisa mengurangi penghasilan kena pajak, dan bunga kredit masih bisa dikurangkan.

Karena alasan inilah, real estat menjadi pilar utama dalam banyak strategi membangun kekayaan jangka panjang.

Bagi sebagian orang, utang adalah beban. Namun bagi investor, utang bisa menjadi alat mencetak kekayaan lewat aset yang menghasilkan pendapatan dan melunasi dirinya sendiri. Bagi sebagian orang, utang adalah beban. Namun bagi investor, utang bisa menjadi alat mencetak kekayaan lewat aset yang menghasilkan pendapatan dan melunasi dirinya sendiri.

Halaman:


Terkini Lainnya
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Inflasi Oktober 2025 Capai 0,28 Persen, Disumbang Emas Perhiasan dan Cabai Merah
Ekbis
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Neraca Dagang Indonesia Surplus 4,34 Miliar Dollar AS Pada September 2025
Ekbis
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Perkuat Peran di IKN, PT PP Teken Kontrak Pembangunan Jalan Kawasan Yudikatif Senilai Rp 1,97 Triliun
Industri
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
OJK Ungkap Tantangan Pengembangan Industri Keuangan Syariah, Mulai Permodalan hingga Diversifikasi Produk
Ekbis
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Pabrik Asia Lesu, Dampak Tarif dan Lemahnya Permintaan AS Mulai Terasa
Ekbis
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Purbaya dan DPD Bahas Arah Kebijakan Fiskal dan Penguatan Daerah
Ekbis
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Rupiah Melemah di Awal Pekan, Dihantui Kenaikan Inflasi dan Surplus Dagang Menyusut
Ekbis
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Harga Referensi Biji Kakao Turun 14,5 Persen, Imbas Suplai Melimpah
Ekbis
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Harga Emas Antam Melorot di Perdagangan Hari Ini, Turun Jadi Rp 2,27 Juta Per Gram
Ekbis
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000, Jadi Rp 2,27 Juta per Gram
Ekbis
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Kenalin Bobibos, BBM Nabati yang Diklaim Ramah Lingkungan
Energi
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
PKH November 2025 Sudah Cair, Begini Cara Cek Penerimanya
Ekbis
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Di Bawah Kepemimpinan Hendrik Komandangi, Bank Saqu Jadi Mitra Pertumbuhan Korporasi
Ekbis
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Daftar Tarif Listrik Terbaru Mulai Oktober 2025, Harga per KWH untuk Semua Golongan
Ekbis
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
IHSG Bergerak Fluktuatif, Disarankan Fokus ke Saham Defensif dan Emiten Berkinerja Solid
Ekbis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau