Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Orang Kaya Membangun Kekayaan: Hindari 5 Kebiasaan Ini

Kompas.com - 05/10/2025, 05:29 WIB
Nur Jamal Shaid

Penulis

KOMPAS.com - Membangun kekayaan bukan soal gaji besar atau keberuntungan seperti memenangkan undian. Kunci utamanya adalah membuat keputusan keuangan yang cerdas, terlepas dari seberapa besar pendapatan yang diterima setiap bulan.

Mereka yang benar-benar kaya memahami bahwa menumpuk aset membutuhkan disiplin, kesabaran, dan kemampuan menolak godaan belanja yang hanya menguras uang tanpa memberi nilai jangka panjang.

Banyak orang sibuk meningkatkan pendapatan, sementara para pembangun kekayaan justru fokus menghindari jebakan finansial yang membuat banyak orang hidup dari gaji ke gaji.

Baca juga: Kekayaan Elon Musk Tembus Rp 8.290 Triliun, Hampir 3 Kali Pendapatan Indonesia

Dilansir dari New Trader U, berikut lima hal yang dihindari orang kaya agar uang mereka terus tumbuh, bukan habis:

1. Mobil Mewah Baru

Kesalahan finansial terbesar adalah membeli mobil baru, apalagi model mewah. Nilai mobil langsung turun begitu keluar dari dealer, dan penurunan paling tajam terjadi pada tahun-tahun awal kepemilikan.

Orang kaya memahami perbedaan antara aset yang nilainya naik dan turun. Mobil bagi mereka adalah alat transportasi, bukan simbol status. Karena itu, mereka lebih memilih mobil bekas berkualitas yang sudah melewati masa depresiasi tertinggi.

Sebagian bahkan tetap menggunakan mobil sederhana selama bertahun-tahun demi menjaga modal tetap utuh. Uang yang seharusnya habis untuk mobil baru dialihkan ke investasi yang nilainya terus meningkat seperti saham, properti, atau usaha.

Baca juga: Elon Musk Jadi Orang Pertama dengan Kekayaan Rp 8.305 Triliun

2. Biaya Hunian yang Melebihi Kemampuan

Bagi kebanyakan orang, hunian adalah pengeluaran terbesar sekaligus sumber kesalahan finansial. Orang kaya memang memiliki rumah indah, tetapi tidak sampai membuat keuangan mereka tertekan.

Mereka paham bahwa menjadi “house poor”—tinggal di rumah bagus tapi keuangan ketat—bukan tanda kemakmuran. Biasanya, mereka menjaga agar biaya hunian tetap proporsional dengan pendapatan sehingga masih ada ruang untuk berinvestasi.

Selain itu, mereka sadar rumah bukan investasi utama karena tidak menghasilkan pendapatan dan justru menuntut biaya perawatan, pajak, serta asuransi. Dengan menjaga pengeluaran hunian tetap wajar, mereka bisa menambah aset yang benar-benar memberikan imbal hasil.

3. Utang Konsumtif Berbunga Tinggi

Tak ada yang lebih cepat menghancurkan kekayaan selain utang berbunga tinggi. Orang kaya menghindari saldo kartu kredit dan cicilan barang konsumtif karena sadar bahwa bunga dua digit berarti membayar mahal atas pendapatan masa depan.

Skema cicilan sering terlihat menarik, tapi sesungguhnya menguntungkan pemberi pinjaman, bukan pembeli. Saat membayar bunga atas barang yang nilainya terus menurun—seperti elektronik atau perabot rumah tangga—kerugian justru berlipat.

Baca juga: Profil dan Kekayaan Agus Suparmanto, Eks Mendag yang Diklaim Terpilih Aklamasi Jadi Ketum PPP

Bagi orang kaya, prinsipnya sederhana: jika tak bisa dibayar tunai, berarti belum mampu membelinya. Mereka menggunakan kartu kredit hanya untuk kemudahan transaksi dan selalu melunasi penuh setiap bulan agar uang bekerja lewat investasi, bukan lewat bunga.

4. Gaya Hidup Naik Seiring Kenaikan Penghasilan

Salah satu jebakan terbesar dalam perjalanan finansial adalah inflasi gaya hidup, yaitu kecenderungan meningkatkan pengeluaran saat penghasilan naik.

Banyak orang tergoda makan di restoran mahal, berlangganan layanan premium, atau membeli barang bermerek ketika pendapatan bertambah.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen pada 8.275, Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah Lagi
Cuan
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Perkuat Keamanan Logistik Nasional, IPC TPK Operasikan Alat Pemindai Peti Kemas di Tanjung Priok
Industri
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Inflasi Telur dan Daging Ayam Ras Melonjak, BPS Sebut Karena Permintaan Tinggi untuk Program MBG
Ekbis
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Target Swasembada Beras: Produksi Melonjak dan Tantangan Struktural
Ekbis
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Menkeu Purbaya Siapkan Tarif Cukai Khusus untuk Tarik Produsen Rokok Ilegal ke Kawasan KIHT
Ekbis
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Jaga Daya Saing, AISA Luncurkan Kemasan Baru Salah Satu Produk Makanan Ringannya
Cuan
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Bank Mandiri Siap Salurkan Rp 3,22 Triliun BLTS Kesra 2025 lewat Jaringan Cabang hingga Mandiri Agen
Keuangan
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Pemda Bisa Pinjam ke Pemerintah Pusat, Purbaya: Bunga 0,5 Persen
Ekbis
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Danantara: TOBA Sudah Declaire Tak Ikut Proyek Sampah Jadi Listrik
Cuan
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
BEI Bakal Kirim Surat Keberatan ke MSCI soal Metode Penghitungan Free Float Saham
Cuan
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
DJP Bongkar Kasus Pencucian Uang Senilai Rp 58,2 Miliar
Ekbis
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
QRIS Kini Bisa untuk Grab, Transaksi Digital Makin Mudah bagi Pengguna Muda
Keuangan
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
ETF Emas Ditarget Rilis Sebelum Juni, BEI Masih Tunggu Aturan OJK
Cuan
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Pemerintah Siapkan Rp 180 Miliar untuk Diskon Angkutan Nataru
Ekbis
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
RI Belum Bisa jadi Negara dengan Ekonomi Syariah Terbesar Dunia, Kenapa?
Syariah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau