Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Turun, Investor Disarankan Manfaatkan Momentum untuk Akumulasi

Kompas.com - 31/10/2025, 07:40 WIB
Debrinata Rizky,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji, menilai penurunan harga emas dunia saat ini merupakan fase koreksi yang bersifat wajar setelah kenaikan panjang beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, ada beberapa faktor krusial yang mendorong pergerakan korektif tersebut.

“Setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Oktober, ekspektasi pasar terhadap penurunan berikutnya di Desember tampaknya bergeser ke Januari tahun depan. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan inflasi di Amerika Serikat yang masih tinggi,” jelas Nafan kepada dengan Kompas.com, Jumat (31/10/2025).

Ia menjelaskan, inflasi AS yang tercermin dari kenaikan US PCE ke 3 persen membuat The Fed bersikap lebih hati-hati dalam mengambil langkah pelonggaran moneter selanjutnya.

“Dengan inflasi yang masih di atas target 2 persen, The Fed cenderung bersikap prudent,” ujarnya.

Baca juga: Harga Emas Dunia Kembali Berkilau Usai The Fed Pangkas Suku Bunga

Selain faktor suku bunga, penguatan dolar AS juga turut menekan harga emas. Penguatan dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi investor dengan mata uang lain, sehingga permintaan logam mulia itu menurun.

Apalagi kata Nafan dengan prospek ekonomi AS yang relatif stabil, permintaan terhadap aset safe haven seperti emas ikut berkurang.

Menurutnya, ketidakpastian global juga mulai menurun. Risiko geopolitik di kawasan Timur Tengah, Eropa Timur, dan Semenanjung Korea mereda, sementara ketegangan perdagangan global menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

“Dengan berkurangnya ketegangan global, wajar jika permintaan emas sebagai aset lindung nilai juga melemah,” ujarnya.

Baca juga: Harga Emas Dunia Naik Lagi, Imbas The Fed dan Rapuhnya Kesepakatan Dagang AS-China

Secara teknikal, kata Nafan, harga emas saat ini berada dalam kondisi overbought sehingga memicu aksi profit taking oleh investor.

Nafan menjelaskan bahwa kondisi tersebut menyebabkan harga emas memasuki fase korektif. Namun, ia menilai prospek jangka menengah tetap positif karena ketidakpastian global masih menjadi faktor yang menopang harga emas.

Nafan menyarankan investor memanfaatkan fase koreksi ini untuk melakukan akumulasi emas secara bertahap dengan pendekatan manajemen risiko yang disiplin.

Baca juga: Harga Emas Melemah, Warga Justru Tahan Diri untuk Beli, Apa Alasannya? 

Ia menyarankan agar investor dapat menerapkan strategi averaging down untuk mengoptimalkan posisi investasi mereka.

Menyoal pasar modal Indonesia, Nafan menambahkan bahwa tren penjualan bersih asing (net foreign sell) mulai berkurang dari posisi awal tahun.

“Investor mulai kembali percaya pada kebijakan fiskal dan moneter Indonesia yang pro-pasar. Dengan penurunan suku bunga acuan BI total 115 basis poin sepanjang 2025, arah kebijakan saat ini sangat mendukung pertumbuhan,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Harga Batu Bara Melemah Tipis, Emas dan Kobalt Menguat di Awal November
Ekbis
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekonom Nilai Menkeu Purbaya Abaikan Keterbukaan Risiko Fiskal dalam Pengelolaan APBN
Ekbis
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Harga Emas di Pegadaian 3 November 2025, Rp 2,3 Juta Per Gram
Ekbis
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
IHSG Siap Rebound Awal Pekan? Pasar Nantikan Data Inflasi dan PMI Manufaktur
Ekbis
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Robert Kiyosaki Peringatkan 'Crash Besar', Ajak Investor Beralih ke Aset Ini
Ekbis
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Jeff Bezos Geser Zuckerberg
Ekbis
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Amazon Catat Kinerja Cemerlang, Tapi PHK 14.000 Karyawan
Ekbis
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Kinerja Pertumbuhan Kredit Perbankan Belum Maksimal, Bisa Tembus Target 2025?
Ekbis
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Nobu Bank Rilis QRIS Tap untuk Pembayaran Transportasi Publik
Keuangan
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Pemerintah Berencana Terapkan PPh Final UMKM 0,5 Persen Tanpa Batas Waktu
Ekbis
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Ban Bekas Mobil Tangki BBM Dimanfaatkan untuk Mitigasi Abrasi di Poso
Energi
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
KKP Siapkan Sertifikat Bebas Cs-137 agar Udang RI Tembus Pasar AS
Ekbis
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Terapkan ESG, Blibli Tiket Ajak Mahasiswa Terlibat Gaya Hidup Ramah Lingkungan
Ekbis
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Jelang Akhir Tahun, Blibli Tiket Rewards Bisa Ditukar Jadi GarudaMiles
Belanja
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Asosiasi Konstruksi Bawah Tanah Dibentuk, Dorong Sinergi Industri dan Sertifikasi Tenaga Ahli
Industri
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau