Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan Sepele yang Bikin Transmisi Matik Cepat Rusak

Kompas.com - 31/10/2025, 18:21 WIB
Aprida Mega Nanda,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Transmisi otomatis dikenal praktis dan nyaman digunakan, terutama di lalu lintas Ibukota yang kerap alami kemacetan. Namun, di balik kepraktisannya, banyak pengemudi yang tanpa sadar melakukan kebiasaan kecil yang justru bisa membuat transmisi matik cepat rusak.

Salah satu kebiasaan paling umum adalah terlalu sering memindahkan tuas transmisi dari posisi D ke N saat menghadapi situasi stop and go di kemacetan. Sekilas tampak wajar, tapi ternyata kebiasaan ini bisa memicu kerusakan pada komponen vital transmisi.

Eddy Handoko Wijaya, pemilik bengkel spesialis transmisi otomatis Bos Matic, mengatakan, perpindahan berulang antara posisi D dan N justru membuat sistem kerja transmisi semakin berat.

Baca juga: Hati-Hati! CVT Motor Matik Selip Akibat Terobos Banjir

“Kalau pemakaian itu, sebaiknya kalau misalkan mobil stop and go, tetap saja di D, tidak perlu N ke D, seperti mobil manual, jangan,” ujar Eddy saat ditemui di Tangerang, belum lama ini.

Eddy menjelaskan, transmisi otomatis memiliki sistem solenoid yang bertugas mengatur aliran oli dan mengontrol perpindahan gigi. Ketika pengemudi terlalu sering mengubah posisi tuas dari D ke N, maka solenoid harus bekerja lebih keras karena terus-menerus melakukan proses engage dan release.

Bentuk shifting transmisi Hyundai PalisadeHyundai doc. Bentuk shifting transmisi Hyundai Palisade

“Karena solenoid itu kan engage, release, engage, release. Jadi memperbanyak bekerja solenoid. Akhirnya lama-lama suka gampang error, electrical system-nya,” kata Eddy.

Kondisi ini bisa memicu kerusakan pada sistem kelistrikan transmisi, terutama bagian yang mengatur tekanan oli. Dampaknya bisa terasa dari gejala perpindahan gigi yang kasar, mobil tersentak saat digas, hingga lampu indikator transmisi menyala di dasbor.

Baca juga: Suzuki Fronx Raih 5 Bintang Uji Tabrak ASEAN NCAP

Eddy menyarankan agar pengemudi tetap membiarkan tuas di posisi D saat berada dalam kemacetan biasa.

“Sebaiknya kalau ada stop and go, tetap aja stay di D. Kecuali lampu merah lama, lebih dari tiga menit, baru taruh di N. Bukan ke P, ke N. Baiknya seperti itu,” kata dia.

Ia menegaskan, komponen mekanis seperti kapas kopling umumnya tidak bermasalah dalam kondisi ini. Justru yang paling rentan rusak adalah sistem kelistrikan akibat terlalu sering bekerja secara berulang.

“Itu kan sistem elektrikal yang mengatur. Semakin sistem elektrikal banyak bekerja, semakin cepat error dia,” kata Eddy.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau