SERANG, KOMPAS.com - Sebanyak 3.068.482 warga Provinsi Banten telah mengikuti program cek kesehatan gratis (CKG).
Dari total yang telah dicek, 20 persennya diketahui mengidap penyakit hipertensi.
"Paling banyak tentu untuk penyakit tidak menular untuk orang dewasa sampai dengan lansia adalah hipertensi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti, kepada Kompas.com di Kota Serang, Kamis (23/10/2025).
Ati mengatakan, bagi masyarakat yang mengidap hipertensi yang disebabkan oleh berbagai macam faktor, terutama pola hidup sehat, ini akan dilakukan pemantauan oleh petugas puskesmas.
Sebab, lanjut Ati, jika tidak dilakukan pemantauan dan pengobatan, maka akan berpotensi menimbulkan penyakit.
Ati menyebut penyakit yang akan timbul dari hipertensi, seperti stroke, jantung, gangguan urologi dan nefrologi, atau gagal ginjal, bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Kalau tidak kita antisipasi dan tidak kita maintenance dengan baik, ini akan berpotensi terhadap kematian," ujar dia.
Untuk mencegah memperburuk kondisi, kader-kader kesehatan ditugaskan melakukan pencegahan dengan melakukan pemantauan melalui kunjungan rumah ke para penderita.
"Mencegah itu lebih baik daripada mengobati," kata dia.
Ati menargetkan seluruh masyarakat di Banten berjumlah 12.537.436 dapat mengikuti program dari Prabowo Subianto-Gibran Rakabumi Raka ini.
Namun, untuk tahun ini, menargetkan 20 persennya dari total jumlah penduduk Banten sudah dicek.
"Jadi, sampai dengan akhir Desember, 20 persen masyarakat minimal dari total jumlah penduduk harus sudah dilakukan CKG," tutur Ati.
Berdasarkan data, per September 2025, ada 3.068.482 jiwa.
Namun, data yang baru dimasukkan ke dalam aplikasi Sehat Indonesiaku (ASIK) baru 18 persennya atau 2.177.000 jiwa.
"Ini masih ada sisi gap dalam penginputan hasil dan capaian. Jadi, hasil capaian kami yang sudah terinput dari 3 juta baru sekitar 2.177.000. Jadi, masih ada gap sekitar 900.000-an," ungkap dia.
Adapun kendala di lapangan, kata Ati, masih banyak masyarakat yang belum seluruhnya sadar tentang pentingnya kesehatan.
Selain itu, ada ketakutan dan kekhawatiran dari masyarakat apabila mengikuti CKG akan diketahui kondisi kesehatannya.
Karena itu, program CKG ini diharapkan akan menyadarkan masyarakat bahwa sehat itu murah.
"Kesadaran masyarakat atas pentingnya kesehatan ini masih sangat minim. Tadi yang saya bilang, 'Ngapain saya harus dicek? Saya sehat.' Belum lagi saya takut. Takut nanti hasilnya buruk, kepikiran malah jadi sakit," tandas Ati.
https://regional.kompas.com/read/2025/10/23/155041778/3-juta-warga-banten-sudah-jalani-ckg-terbanyak-terkena-hipertensi