Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Iwan Winarto Membangun Kampung Wisata Pengudang Bintan

Kompas.com - 03/10/2023, 20:55 WIB
Elhadif Putra,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KEPRI, KOMPAS.com - Iwan Winarto bekerja keras menjadikan tanah perantauannya, Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menjadi sebuah kampung wisata.

Iwan, panggilan akrabnya, lahir di Lampung pada 22 Desember 1977. Iwan juga besar di provinsi paling selatan Pulau Sumatera itu.

Baca juga: Kisah Frida Lulus dari UB dengan IPK 3,97, Belum Wisuda Sudah Kerja

Pada tahun 1999, dia merantau ke Bintan dan bekerja di sebuah resort berstandar internasional di kawasan wisata Lagoi.

Baca juga: Kisah Sukses Maulidin, Anak Disleksia yang Sukses Memproduksi Diorama

Iwan kemudian menikah dengan seorang wanita asal Desa Pengudang bernama Sarinah pada tahun 2003. Sejak saat itu, dia tinggal di kampung sang istri.

Kondisi alam pesisir yang asri dengan tumbuhan bakau, keramahan warga mayoritas nelayan, air laut yang jernih, terumbu karang, bangkai kapal, pantai berpasir putih, taman lamun, ditambah kunang-kunang di malam hari, membuat Iwan semakin jatuh cinta dengan Desa Pengudang.

"Saya jatuh cinta lihat nelayan, suasana pesisir, bakau, dan potensi alamnya," ungkap Iwan saat diwawancarai Kompas.com, Senin (3/10/2023).

Namun, Iwan melihat masyarakat tidak memanfaatkan potensi alam desa itu selain untuk hasil tangkapan laut.

"Tapi ada yang miss, masyarakat tidak menggarapnya. Masyarakat tidak melihatnya untuk wisata dan hanya hidup dari sektor perikanan," ujar Iwan.

Iwan kemudian memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya di Lagoi dan mulai fokus menggerakkan pembangunan kampung wisata Desa Pengudang.

Kecintaannya dengan alam membuat Iwan bertekad untuk mewujudkan keinginan tersebut.

Tak seindah di media sosial

Kegiatan lingkungan, penelitian, di kampung wisata Desa Pengudang, Kabupaten Bintan.Dokumentasi Iwan Winarto Kegiatan lingkungan, penelitian, di kampung wisata Desa Pengudang, Kabupaten Bintan.
Menjadikan Desa Pengudang sebagai kampung wisata tak seindah foto dan video yang terlihat di media sosial.

"Sampai sekarang kalau perjuangan itu masih. Kalau awal membangun berdarah-darah, enggak seindah di medsos, haha," ungkap Iwan sambil tertawa.

Iwan mulai membangun Desa Pengudang tahun 2009. Cukup panjang proses mengajak masyarakat pesisir yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, untuk mau terjun ke sektor lingkungan dan wisata.

Para nelayan menilai, setelah pulang melaut, mereka bisa langsung menjual ikan dan mendapatkan uang.

Sementara kondisi itu sangat berbeda dengan sektor wisata yang tidak bisa mendatangkan keuntungan secara instan.

Melihat hal itu, Iwan dan kawannya kemudian memiliki ide membuat sebuah event bernama Pengudang Sea Food Festival pada tahun 2009.

Namun, lebih dari 90 persen masyarakat menolak dan pesimistis. Alasannya, untuk membuat sebuah event membutuhkan dana yang cukup besar.

"Tapi kita komit. Kami minta masyarakat dan pemuda suport di lapangan dan kami mencari dana. Mulai lah melayangkan proposal, ada juga yang dimentahkan. Akhirnya terkumpul, kalau tidak salah waktu itu dana Rp 20 juta. Dan alhamdulillah akhirnya terlaksana," kata Iwan.

Di event Pengudang Sea Food Festival tersebut digelar berbagai kesenian budaya, kuliner masakan laut, serta bazar.

Panitia festival juga turut mengundang Bupati Bintan saat itu, Ansar Ahmad (Gubernur Kepri sekarang) dan jajaran OPD Pemerintah Kabupaten Bintan

"Waktu itu jalan belum diaspal seluruhnya, berdebu, dan bertanah, tapi alhamdulillah acara sukses. Pemda juga mengaspal jalan tiga bulan setelahnya. Masyarakat dapat langsung lihat manfaatnya," ungkap Iwan.

Pengudang Sea Food Festival sampai saat ini menjadi even rutin Kabupaten Bintan dengan menggunakan anggaran dari dana desa.

Iwan pun semakin gigih mewujudkan keinginannya menggerakkan wisata Desa Pengudang.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Penataan Stasiun, Perlintasan Sebidang di Pasar Rangkasbitung Ditutup Desember 2025
Regional
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Pemuda di Banjarmasin Ceburkan Diri ke Sungai Barito Usai Kelahi, Kini Hilang
Regional
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Jangkar Kapal Rusak Terumbu Karang di Labuan Bajo, Bupati: Harus Ditentukan Area Berlabuh
Regional
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Dispangtan Solo Uji Sampel Bakso di Warung Bakso Diduga Pakai Bahan Non-halal
Regional
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Nelayan Hilang di Sungai Barito Kalsel, Perahunya Ditemukan Tak Berawak
Regional
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
28 Hari Tak Makan, Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu
Regional
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Warung Bakso di Solo Diduga Pakai Bahan Non-halal, Ini Imbauan Kemenag Bagi Konsumen
Regional
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Banjir Semarang Mulai Surut, Kepala BNPB Dorong Penguatan Pompa Permanen dan Kolam Retensi
Regional
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Kerja Sama Warga dan Polisi Antarkan Anak Hilang Kembali ke Keluarga
Regional
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Basarnas Akhiri Pencarian Korban KM Fadil Jaya di Kukar, 3 Kru Kapal Masih Hilang
Regional
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Sidang Eksepsi Pembunuhan Brigadir Nurhadi, Pengacara Bantah Kompol Yogi Memiting Korban
Regional
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Kasus Penipuan oleh Anggota DPRD Takalar Seret Oknum Polisi, Brigadir MT Jadi Tersangka
Regional
Keluarga Gelar Tradisi 'Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Keluarga Gelar Tradisi "Brobosan' Sebelum Jenazah PB XIII Diberangkatkan ke Imogiri Yogyakarta
Regional
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
SPPG di Purworejo Ini Gunakan 20 Galon Air Per Hari untuk Masak Menu MBG
Regional
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Wujudkan Pesantren Aman, Pemkab Banyuwangi Bantu Pengurusan PBG dan SLF
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau