Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Sumbar Sebut Banjir dan Longsor di Pesisir Selatan karena Pembalakan Liar Hutan

Kompas.com - 15/03/2024, 20:13 WIB
Teuku Muhammad Valdy Arief

Editor

KOMPAS.com-Gubernur Provinsi Sumatera Barat Mahyeldi mengatakan, banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan terjadi karena adanya pembalakan hutan secara liar.

"Dari kejadian longsor beberapa tahun lalu termasuk bencana yang sekarang terjadi ini ada indikasi (illegal logging). Terbukti saat saya ke sana penebangan liar itu ada," kata Mahyeldi di Padang, Jumat (15/3/2024), seperti dilansir Antara.

Penebangan liar disebutnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.

Pasalnya, dari beberapa kabupaten yang terdampak banjir maupun tanah longsor, ditemukan adanya indikasi penebangan liar kawasan hutan misalnya di Kabupaten Pasaman.

Baca juga: Masa Pencarian Korban Banjir di Pesisir Selatan Diperpanjang

Menyikapi hal tersebut, Mahyeldi mengatakan pemerintah daerah bersama forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat perlu menindaklanjutinya.

Tujuannya agar tidak ada lagi penebangan liar di kawasan hutan yang berfungsi sebagai penahan laju air terutama saat hujan.

Pemerintah Provinsi Sumbar juga akan menggencarkan program perhutanan sosial.

Langkah ini diharapkan menjadi sebuah solusi mencegah terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir maupun tanah longsor.

"Jadi, masyarakat bisa memanfaatkan alam tanpa merusak hutan," ujar dia.

Mahyeldi juga menyebutkan kawasan perhutanan sosial seluas 300.000 hektar di Ranah Minang merupakan potensi besar yang harus dimanfaatkan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan, sekaligus langkah menjaga keseimbangan lingkungan.

Baca juga: Gelombang Tinggi Rusak Rumah-rumah di Pesisir Selatan Sukabumi

Sebagai informasi, berdasarkan hasil rapat koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sumbar bersama pemerintah kabupaten dan kota dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto pada Senin (11/3/2024) ditemukan beberapa faktor penyebab bencana hidrometeorologi di provinsi itu.

Selain curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam, bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik.

Kemudian pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Selanjutnya, dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan, bangunan penahan dinding yang sungai rusak serta sejumlah faktor lainnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau