BANYUMAS, KOMPAS.com - Usulan pemberian gelar pahlawan nasional bagi Presiden kedua Republik Indonesia (RI) Soeharto menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat.
Merespons hal itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, akan mendengarkan masukan yang disampaikan masyarakat.
"Kami akan dengarkan semua, setiap manusia ada kelebihan dan ada kekurangannya," kata Gus Ipul saat berkunjung ke Desa Kalisalak, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (24/4/2025).
"Kami timbang kebaikan dan keburukannya, kemudian diserahkan kepada masyarakat untuk menilai pada saatnya," lanjut dia.
Baca juga: Sejarah Imlek di Indonesia: 32 Tahun Dilarang Soeharto, Aturan Dicabut Gus Dur
Gus Ipul mengatakan, dalam falsafah Jawa dikenal istilah mikul duwu mendem jero.
"Kita diajari meneruskan hal-hal yang baik tapi juga sambil menerima hal-hal yang lebih baik lagi. Kita tentu mencatat semua keburukan- keburukannya, mudah-mudahan tidak terulang lagi. Tetapi kebaikan-kebaikannya juga harus kita ingat," kata dia.
Lebih lanjut Gus Ipul mengatakan, pihaknya sedang membahas beberapa nama di antaranya seperti Presiden Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Jendral M Yusuf, dan lainnya.
Baca juga: Penangkapan Adelin Lis dan Daftar Panjang Buronan Kasus Korupsi yang Kabur ke Singapura