Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Pembebasan WNI di Myanmar, Mensesneg Tegaskan Tak Pakai Diplomasi Militer

Kompas.com - 14/07/2025, 11:48 WIB
Egadia Birru,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia memastikan tidak menggunakan jalur diplomasi militer dalam upaya pembebasan AP, selebgram asal Indonesia yang saat ini menjalani hukuman penjara di Myanmar.

Hal ini disampaikan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi saat menghadiri kegiatan di SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025).

“Itu bukan urusan militer juga,” ujarnya menanggapi pertanyaan soal kemungkinan penggunaan kekuatan militer dalam kasus AP.

Baca juga: Apa Penyebab Selebgram AP Ditahan Junta Militer Myanmar?

Prasetyo juga menyebut bahwa diplomasi pertahanan, sebagaimana sempat disinggung oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, tidak dilakukan oleh pemerintah.

Namun, Prasetyo enggan merinci apakah pemerintah menempuh diplomasi sipil atau pendekatan lain.

“Semua mekanisme kami coba. Komunikasi terus kami buka kepada pihak di Myanmar,” katanya.

AP Divonis 7 Tahun Penjara di Myanmar

Arnold Putra ditahan oleh junta militer Myanmar sejak 20 Desember 2024 atas tuduhan memasuki negara tersebut secara ilegal dan melakukan pertemuan dengan kelompok bersenjata yang dianggap organisasi terlarang oleh pemerintah setempat.

“Setelah melalui proses pengadilan, AP divonis tujuh tahun penjara. Saat ini AP menjalani hukuman penjara di Insein Prison, Yangon, Myanmar,” ungkap Direktur Jenderal Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, dikutip Kompas.com (2/7/2025).

Baca juga: Menhan Tegaskan Tak Ada Operasi Militer untuk Bebaskan Selebgram AP dari Myanmar, Apa Alasannya?

Arnold dijerat sejumlah pasal, termasuk Undang-Undang Anti-Terorisme, Undang-Undang Keimigrasian 1947, serta Section 17(2) Unlawful Associations Act.

Diplomasi Pertahanan Bukan Pilihan

Sementara itu, Menteri Pertahanan Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, menegaskan bahwa operasi militer selain perang (OMSP) tidak dapat dilakukan dalam kasus ini.

Ia menyebut struktur kekuasaan Myanmar yang dikendalikan rezim junta militer menimbulkan tantangan tersendiri.

“Karena yang kita hadapi pemerintah yang sedang melaksanakan suatu rezim junta. Sehingga birokrasi militer yang berlaku itu tidak sama dengan seperti yang kita lakukan,” kata Sjafrie.

Dalam situasi seperti ini, kata Sjafrie, diplomasi pertahanan menjadi opsi yang lebih memungkinkan, meskipun efektivitasnya sangat tergantung pada respons dari pihak Myanmar.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau