Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPRD Jateng Sebut Belum Terima Laporan Beras Oplosan, Imbau Ini ke Masyarakat

Kompas.com - 17/07/2025, 14:17 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Investigasi Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan Polri menemukan sebanyak 212 merek beras di pasaran yang tidak sesuai dengan label dan standar mutu.

Banyak merek beras menjual kemasan 5 kilogram padahal isinya hanya 4,5 kilogram.

Ada pula beras yang diklaim sebagai premium, padahal kualitasnya biasa.

Merespons hal itu, Ketua DPRD Provinsi Jateng, Sumanto, menyebut belum mendapati temuan beras oplosan di wilayahnya. Namun, dia memastikan akan melakukan penyisiran di lapangan.

“Saya belum mendapatkan laporan," katanya, di Gedung Merah Putih BPKAD Provinsi Jateng, Kota Semarang, Rabu, (16/7/2025).

Baca juga: Geram soal Kasus Beras Oplosan padahal Ada Satgas Pangan, Wali Kota Semarang: Kinerja Harus Diperbaiki!

"Tapi dari segi Pak Menteri menyampaikan, itu jadi perhatian, termasuk Jawa Tengah, agar menindaklanjuti. Mungkin dari DPRD ke bawah, menyisir mungkin ada beberapa merek-merek yang tidak sesuai standar. Itu perlu kita tindak lanjuti bersama, DPRD Jateng juga akan melalui fungsinya, turun menindaklanjuti,” kata Sumanto melanjutkan.

Sebagai antisipasi, Sumanto mengimbau warga Jateng agar lebih teliti sebelum membeli beras yang beredar di pasaran.

“Harus teliti sebelum membeli, kalau tidak sesuai ya harus disampaikan itu benar atau tidak, yang utama teliti sebelum membeli,” imbaunya.

Menurut Sumanto, sejauh ini belum ada temuan beras oplosan di pasaran.

Namun, dia tetap akan mendorong penyisiran langsung ke lapangan untuk mencegah kerugian konsumen.

“Itu kan mungkin rangkaian dari menteri ya, DPRD belum ke sana, itu harus tetap ditindaklanjuti, karena itu bisa merugikan konsumen,” tuturnya.

Baca juga: Cegah Kepanikan, Anggota DPR Minta Penindakan Beras Oplosan Tak Berlarut-larut

Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Jateng, Sucahyo, menyatakan belum menemukan indikasi tersebut di pasar tradisional.

“Hasil pemantauan setelah kita konfirmasi ke teman-teman itu tidak ada ya, belum ditemukan (beras oplosan) itu, kita lakukan pantauan di pasar-pasar. Tidak tahu kalau di luar pasar tersebut,” ungkap Sucahyo di kantornya, Selasa, (15/7/2025).

Berikutnya, Disperindag Jateng akan menurunkan tim untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran beras oplosan, khususnya di supermarket dan ritel modern.

Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap dugaan adanya praktik pencampuran beras premium yang merugikan konsumen.

“Ya, tentunya nanti dari kita akan turunkan tim, teman-teman kita, khususnya di bidang standardisasi situ, dan perlindungan konsumen, itu akan turun ke lapangan,” ujarnya.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau