Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Jagak Rinjani Tolak "Seaplane", Glamping dan Kereta Gantung di Rinjani

Kompas.com - 24/07/2025, 05:31 WIB
Fitri Rachmawati,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Gerakan Jagak Rinjani bersama ratusan pecinta alam dan masyarakat adat di Lombok menolak rencana proyek wisata seaplane (pesawat yang lepas landas dan mendarat di air), glamping dan kereta gantung di Gunung Rinjani, Rabu (23/7/2025).

Karena proyek wisata tersebut dinilai hanya akan merusak alam Gunung Rinjani dan seluruh ekosistem di kawasan Geopark yang diakui dunia itu.

Gerakan ini merupakan sejumlah organisasi yang tergabung dalam Aliansi Rinjani Memanggil (ARM), sejumlah Forum Asosiasi Tracing Organizer dan Forum Rinjani Bagus. 

"Kami berkomitmen menjaga Rinjani, karena merupakan pasek gumi Lombok, maka dengan tegas saya dan seluruh kami yang ada di Lombok menyatakan menolak seaplane, glamping dan kereta gantung," kata Junaidi, dari Aliansi Rinjani Memanggil.

Baca juga: Pendakian Gunung Rinjani Ditutup Sementara untuk Perbaikan Jalur

Dalam pertemuan konsolidasi itu, mereka menyiapkan sejumlah langkah bersama untuk menyuarakan penolakan atas proyek seaplane dan glamping yang ditawarkan PT Solusi Pariwisata Inovatif (SPI).

Paket wisata ke gunung yang akan membiarkan pesawat ampibi mendarat di Danau Segara Anak, membangun tenda-tenda mewah di sekitarnya, lanjut dia, merupakan tindakan yang merusak keindahan Rinjani.

'Atas nama apapun, Rinjani tidak boleh dikangkangi, untuk pesan pada siapapun yang ingin menyelamatkan Rinjani, hanya ada dua posisi, solusi atau masalah, jika anda bukan solusi bagi Rinjani saat ini, maka anda adalah masalah," kata Junaedi kembali.

Baca juga: Kutipan Reinhold Messner Jadi Peringatan untuk Pendaki Gunung Rinjani

Sapta, Ketua Forum ASTO (Asosiasi Tracing Organizer) Lombok Tengah dalam kesempatan itu juga mengatakan, penolakan ini sudah sejak lama dilakukan semua masyarakat di Lombok.

Isu ini sempat hilang kabarnya, tetapi sekarang muncul kembali dan makin melukai perasaan masyarakat Lombok, terutama masyarakat yang berada di lingkar Rinjani.

"Saya tidak paham kenapa mereka menganggap bahwa proyek fasilitas wisata ini dianggap diperlukan di Rinjani, ini akan melukai perasaan masyarakat Lombok," katanya.

Mestinya Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) mendengar apa yang dikeluhkan dan ditolak masyarakat.

"Kita semua bisa mewakili apa yang menjadi kekhawatiran masyarakat Bumi Lombok ini, masyarakat Sasak ini," kata Sapta.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau