Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geger Penemuan Pria Gantung Diri di Nunukan, Diduga Depresi usai Cekcok Rumah Tangga

Kompas.com - 25/07/2025, 13:47 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com — Warga Jalan Brigade, RT 29, Kelurahan Nunukan Barat, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dikejutkan oleh penemuan jasad seorang pria yang tewas tergantung di samping rumahnya, Jumat (25/7/2025) pagi.

Suasana duka menyelimuti permukiman padat penduduk itu begitu kabar menyebar bahwa korban adalah Sergius Simeon Puring (34), seorang buruh harian lepas.

Ditemukan Istri Pagi Hari

Kapolsek Nunukan Kota, Iptu Teguh Iman Santoso, mengatakan korban pertama kali ditemukan oleh istrinya, Emiliana Bare Kalen (33), sekitar pukul 06.00 WITA.

"Istrinya mendengar suara anjing menggonggong terus-menerus di sekitar rumah. Saat keluar memeriksa, ia mendapati suaminya sudah tergantung di pohon buah terap di samping rumah," kata Teguh saat dikonfirmasi.

Baca juga: Napi Narkotika di Lapas Palangka Raya Ditemukan Tewas Tergantung di Kamar Mandi

Saat ditemukan, korban dalam kondisi tergantung dengan leher terjerat tali nilon, lidah tergigit, mulut mengeluarkan air liur, dan pakaian basah oleh air seni.

Didahului Cekcok dan Dugaan KDRT

Berdasarkan keterangan istri korban, mereka sempat bertengkar pada malam sebelumnya sekitar pukul 22.00 WITA. Pertengkaran dipicu oleh panggilan telepon dari seorang perempuan yang diterima oleh korban.

"Korban membanting dua ponsel, miliknya dan milik istrinya. Bahkan sempat melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) hingga istrinya mengalami luka memar," ujar Teguh.

Sekitar pukul 00.00 WITA, usai pertengkaran itu, korban berpamitan kepada anak-anaknya dan keluar rumah. Sejak saat itu, ia tak kembali hingga ditemukan meninggal beberapa jam kemudian.

Baca juga: Sebelum Dibunuh, Istri TNI di Deli Serdang Sempat Curhat Suaminya Kecanduan Judol dan Sering KDRT

Menurut Emiliana, insiden KDRT itu merupakan yang kedua kalinya. Pada kejadian pertama, korban sempat dilaporkan ke polisi dan ditahan selama 1x24 jam sebelum dipulangkan atas permintaan istrinya setelah membuat surat pernyataan.

"Korban diduga merasa malu dan takut jika kembali dilaporkan ke polisi. Itu yang menjadi salah satu alasan ia nekat mengakhiri hidupnya," ungkap Teguh.

Proses Visum dan Pemakaman

Dalam penyelidikan awal, polisi mengamankan barang bukti berupa tali nilon dan pakaian korban. Jenazah korban sempat divisum di RSUD setempat sebelum diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan.

"Keluarga sudah menyatakan ikhlas. Setelah visum selesai, korban langsung dimakamkan," kata Teguh.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:

https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau