PURBALINGGA, KOMPAS.com - Masih ingatkah dengan Sumanto? Pria paruh baya asal Purbalingga, Jawa Tengah ini pernah menggegerkan seantero dunia karena aksi kanibalisme di tahun 2003.
Nama Sumanto sontak menjadi sangat fenomenal usai mengakui telah membongkar makam Mbok Rinah, seorang nenek perawan, dan mencuri jasadnya dari liang lahat usai 16 jam dikebumikan.
Saat itu, polisi menemukan sisa jasad dan tulang belulang Mbok Rinah di gubuk Sumanto di Desa Pelumutan, Kecamatan Kemangkon. Jasad Mbok Rinah diolah dan bahkan dijadikan azimat oleh Sumanto.
Yang lebih mengejutkan, Mbok Rinah rupanya bukanlah korban pertama. Belakangan, Sumanto juga mengungkapkan pernah melakukan hal yang sama ke dua orang lainnya saat bekerja di Lampung.
Dalam beberapa kesempatan wawancara dengan awak media, Sumanto mengaku nekat memakan daging sesama manusia lantaran didorong bisikan gaib sebagai syarat tumbal ilmu mistik yang ia dalami.
Baca juga: Kabar Terbaru Sumanto Eks Manusia Kanibal asal Purbalingga, Sering Murung dan Hobi Main Tenis Meja
Lebih dari tiga tahun Sumanto mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Purbalingga hingga akhirnya kembali menghirup udara bebas pada 2006.
Alih-alih pulang ke kampung halaman, Sumanto justru mendapat penolakan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Warga masih menyimpan trauma pada sosok Sumanto dan merasa was-was jika ia berkeliaran bebas di lingkungan mereka.
Hanya seorang tokoh agama H Supono Mustajab yang mau menampung Sumanto dan merawatnya di Yayasan Rehabilitasi An-Nur Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
“Sumanto ini mengidap gangguan jiwa berat, ia memiliki keyakinan tersendiri pada ilmu magic, mistik, itu yang melatarbelakangi dia dulu melakukan hal-hal di luar nalar,” ungkap Mulia Sari, dokter spesialis kejiwaan yang menangani Sumanto, Senin (28/7/2025).
Menurut Sari, bisikan gaib yang didengar Sumanto tidaklah nyata, melainkan bentuk gejala waham yang disebabkan kadar neurotransmiter yaitu dopamin yang sangat tinggi di dalam otaknya.
“Selama hampir 20 tahun tinggal di An-Nur, Sumanto mendapat perawatan medis dan terapi rehabilitasi kejiwaan,” kata Sari.
Baca juga: Diminta Bilang Saya Sumanto Sudah Vaksin, Ini Reaksi Manusia Kanibal Asal Purbalingga
Saat ditemui Kompas.com di Bungkanel, Senin (28/7/2025), Sumanto memperlihatkan banyak kemajuan dari terapi yang ia jalani.
Meskipun komunikasi verbalnya masih banyak melantur, namun emosi Sumanto kini makin mudah dikontrol dan dapat bersosialisasi dengan penghuni yayasan lain.
“Dari tatapan mata, kami sebagai dokter bisa mengetahui jika tatapan matanya sudah normal, kalau dulu kan penuh curiga, dari wajahnya saja sudah menakutkan, kalau sekarang sudah ngga sih,” terang Sari.