Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Suasana Demo Pati 13 Agustus 2025

Kompas.com - 14/08/2025, 09:44 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

PATI, KOMPAS.com – Aksi unjuk rasa yang menuntut Bupati Pati Sudewo lengser dari jabatannya di Alun-alun Pati, Rabu (13/8/2025), berubah menjadi lautan amarah yang mencekam.

Demonstrasi yang awalnya diwarnai lagu dan orasi dengan cepat memanas setelah tuntutan agar bupati menemui massa tidak digubris.

Baca juga: Pati 13 Agustus: Amarah Warga, Gas Air Mata, Sudewo Tolak Mundur

Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).

Kericuhan pecah saat lemparan botol air mineral mulai menghujani area perkantoran Pemkab Pati.

Meskipun koordinator aksi telah berupaya menenangkan massa, situasi semakin tak terkendali.

"Hei penyusup itu, tolong diamankan Pak Polisi! Itu bukan bagian dari kami karena kami sepakat untuk tidak anarkis," tegas Supriyono, Koordinator Lapangan aksi.

Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).

Baca juga: 7 Korban Demo Pati Dirawat di RSUD Soewondo, Dokkes Polda Jateng Pastikan Kondisi Membaik

Namun, amarah massa tak terbendung. Eskalasi kekerasan memaksa aparat kepolisian menembakkan water cannon dan gas air mata untuk membubarkan kerumunan.

Suasana menjadi kacau balau, banyak warga, termasuk anak-anak, menjadi korban dan histeris akibat mata perih dan sesak napas.

Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Dalam unjuk rasa yang dihadiri sekitar 100 ribu warga itu menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat. ANTARA FOTO/Aji Styawan/tom.ANTARA FOTO/Aji Styawan Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Dalam unjuk rasa yang dihadiri sekitar 100 ribu warga itu menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat. ANTARA FOTO/Aji Styawan/tom.

"Sialan kamu Sudewo, kami orang kecil malah kamu benturkan dengan polisi. Kami rakyat yang menggaji kalian kenapa kalian siksa," ungkap Muryanto (37), salah seorang pendemo, dengan mata yang terus berair akibat gas air mata.

Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).

Baca juga: Mobil Provos Polres Grobogan Dibakar Massa Demo Pati

Di tengah kekacauan, Bupati Sudewo sempat muncul di atas kendaraan taktis, menyampaikan permohonan maaf.

Namun, kehadirannya justru disambut lemparan sandal dan botol, memaksanya kembali masuk ke dalam kantor.

Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Aksi menuntut Bupati Sudewo mundur ricuh. Puluhan korban jatuh, termasuk anak-anak, Rabu (13/8/2025).

 

Puncak anarkisme terjadi setelah itu, di mana massa merusak fasilitas umum, mencoret-coret baliho bupati, hingga membakar satu unit mobil Provos.

Bupati Pati, Sudewo dilempar sandal saat menemui massa pendemo di alun-alun Pati, Rabu (13/8/2025) 
Bupati Pati, Sudewo dilempar sandal saat menemui massa pendemo di alun-alun Pati, Rabu (13/8/2025)

Kondisi mereda setelah DPRD Pati mengumumkan kesepakatan membentuk panitia khusus (pansus) hak angket untuk menyelidiki kebijakan bupati, sebuah langkah yang membuka potensi pemakzulan.

"Iya, otomatis bisa dimakzulkan. Kalau memang terbukti dan bersalah pasti ada pemakzulan," kata Ketua Pansus, Teguh Bandang Waluyo.

Baca juga: Dosa Lama Bupati Pati Sudewo Mencuat, Diduga Terlibat Korupsi Proyek DJKA

Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Dalam unjuk rasa yang dihadiri sekitar 100 ribu warga itu menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat. ANTARA FOTO/Aji Styawan Massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu berunjuk rasa di depan Kantor Bupati Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Dalam unjuk rasa yang dihadiri sekitar 100 ribu warga itu menuntut Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya karena dinilai arogan dan sejumlah kebijakannya tidak pro ke masyarakat.

Meski demikian, Bupati Sudewo tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak mundur.

"Saya dipilih oleh rakyat secara konstitusional dan demokratis. Jadi tidak bisa saya berhenti dengan tuntutan itu. Semua ada mekanismenya," tutur Sudewo.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Membangun Aksara, Merajut Masa Depan Anak-anak Eks Timtim di Batas Negara
Regional
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Mahasiswa dan Pelajar Todong DPRD Demak dalam Dialog Terbuka, dari Beasiswa hingga Transparansi APBD
Regional
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Dana Hibah Ormas Diduga Dikuasai Oknum DPRD Jateng, Terungkap Praktik Makelar dan Potongan
Regional
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau