Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sesar Citarik, Ancaman Gempa Merusak yang Membentang dari Pelabuhan Ratu hingga Bekasi

Kompas.com - 24/08/2025, 10:54 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Gempa bumi bermagnitudo 4,1 yang mengguncang dan merusak sejumlah bangunan di Bogor pada 10 April 2025 lalu dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik.

 

Apa itu sesar Citarik?

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingatkan Bahaya Sesar Lembang: Ini Sudah Diprediksi, Tinggal Siap-siap

Sesar ini merupakan patahan aktif yang jalurnya memanjang dari Pelabuhan Ratu, melintasi Bogor, hingga Bekasi, dan menjadi sumber ancaman gempa bagi kawasan sekitarnya.

Gempa Bogor yang terjadi pukul 22.16 WIB tersebut merupakan gempa kerak dangkal dengan pusat gempa (episenter) berada di darat pada kedalaman 5 kilometer.

Menurut Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, lokasi pusat gempa tersebut berada tepat di jalur Sesar Citarik.

"Gempa Bogor M 4,1 dipicu oleh aktivitas Sesar Citarik yang aktif dan dangkal," kata Daryono, dalam keterangan resminya Minggu (24/8/2025).

Meskipun magnitudonya tergolong sedang, gempa tersebut menimbulkan kerusakan ringan di beberapa lokasi.

Hal ini disebabkan oleh tiga faktor utama:

  • Kedalaman gempa yang sangat dangkal,
  • Kondisi tanah lunak yang memperkuat guncangan (efek amplifikasi),
  • Struktur bangunan warga yang tidak memenuhi standar tahan gempa.

"Guncangan gempa diperkuat karena hiposenternya dangkal dan kondisi tanah lunak di lokasi," ujar Daryono.

Suara gemuruh dan dentuman yang menyertai gempa saat itu juga menjadi bukti bahwa pusat gempa berada sangat dekat dengan permukaan.

Karakteristik gelombang gempa yang terekam sensor menunjukkan gempa tersebut murni tektonik, bukan akibat aktivitas vulkanik Gunung Salak.

Baca juga: BRIN Temukan Potensi Sesar Aktif di Bawah Semarang, Tingkatkan Risiko Longsor?

Sesar Citarik sendiri memiliki catatan sejarah panjang sebagai pemicu gempa merusak.

Sejumlah gempa signifikan yang diduga bersumber dari sesar ini di antaranya gempa dahsyat yang merusak Istana Bogor pada 1834, serta gempa Sukabumi pada 1900 dan 2020.

"Sesar Citarik memiliki catatan sejarah gempa signifikan dan merusak di masa lalu," tutur Daryono.

Dengan bukti aktivitas dan potensi gempa kuat di masa depan, keberadaan Sesar Citarik menjadi faktor risiko yang harus diperhitungkan secara serius dalam perencanaan tata ruang dan pembangunan infrastruktur di wilayah Jabodetabek dan Sukabumi.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Pariwisata Labuan Bajo Terganggu akibat Kelangkaan BBM, Pertamina Akan Bangun Terminal BBM
Regional
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Ketika Hijab Motif Aceh Menjangkau Pasar Dunia…
Regional
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Wali Kota Semarang Resmikan Jalan YB Mangunwijaya, Wujud Penghormatan dan Ruang Harapan
Regional
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Tunjangan DPRD NTT Capai Rp 41,4 Miliar Per Tahun, Ini Tanggapan Gubernur
Regional
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Revisi Undang Undang Pariwisata, Keponakan Prabowo Beri Bocoran
Regional
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja Tembakau, Pemkot Malang Gelar Pelatihan Olahan Pangan Bagi Pekerja Rokok
Regional
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Pesta Berujung Maut, 2 Pria di Pulau Seram Maluku Tewas Setelah Cekcok
Regional
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Berkat Chromebook Bantuan Nadiem, Pelajar di Pelosok Banten Bisa Belajar Pakai Laptop
Regional
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Unsoed Dampingi Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar
Regional
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Krisis Air Bersih di Batu Merah, Wali Kota Batam Geram
Regional
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
DPR Hentikan Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta, Dosen UGM: DPRD Harus Ikut Berbenah
Regional
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
WN Belgia Terpeleset Saat Menuju Danau Segar Anak Gunung Rinjani
Regional
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Presiden Reshuffle Menkeu, Pakar UGM Berharap Tidak Ada Cetak Uang Baru
Regional
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Kejati Kalbar Tahan 2 Tersangka Korupsi Dana Hibah Pembangunan Gereja di Sintang
Regional
Tidak Turun ke Jalan dan Hanya Melakukan Dialog, Ketua BEM: Supaya Tidak Ditumpangi
Tidak Turun ke Jalan dan Hanya Melakukan Dialog, Ketua BEM: Supaya Tidak Ditumpangi
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau