YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kasus keracunan Makan Bergizi Gratis kembali terjadi di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Ini adalah ketiga kalinya kasus keracunan MBG terjadi di DIY dalam sebulan terakhir, membuat lebih dari 1.000 siswa jadi korban dari program adalan Presiden Prabowo Subianto.
Kasus terbaru ini tepatnya terjadi di SMP Negeri 3 Berbah, Kabupaten Sleman.
Total ada sebanyak 137 siswa yang mengalami gejala keracunan usai menyantap MBG yang dibagikan di sekolah itu.
"Yang terdampak 137 siswa, dirujuk ke Puskesmas dua siswa, kondisi bagus dan rawat jalan. Tidak ada yang dirujuk ke RS," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, dr. Khamidah Yuliati, Rabu (27/08/2025).
"Masih diduga pasca makan MBG, belum pasti penyebabnya," sambung dia.
Baca juga: 137 Siswa SMP di Sleman Diduga Keracunan MBG
Yuliati menyampaikan bahwa para siswa yang diduga mengalami gejala keracunan makanan sudah ditangani oleh tenaga kesehatan dari Puskesmas.
"Insya Allah keadaan aman terkendali," ujar Yuliati.
Belum lama ini, kasus keracunan MBG juga terjadi pada siswa di empat SMP di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, jumlah yang mengalami gejala keracunan ada 379 orang.
Dari jumlah itu, ada sebanyak 18 siswa yang sempat menjalani rawat inap di rumah sakit.
Hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan, ditemukan adanya cemaran tiga bakteri.
"Kami sampaikan bahwa keracunan pangan yang terjadi di Kecamatan Mlati kemarin itu masih dimungkinkan karena cemaran dari bakteri Escherichia coli, kemudian Clostridium species, dan Staphylococcus," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Cahya Purnama, Selasa (26/8/2025).
Baca juga: Hasil Lab Sampel Makanan Keracunan MBG di Sleman, Ditemukan Tiga Cemaran Bakteri.
Selain di Sleman, kasus keracunan massal juga dialami siswa di Kulon Progo usai mengonsumsi MBG pada akhir Juli lalu.
Total terdapat 497 siswa terdampak, yang tersebar di dua sekolah dasar dan dua sekolah menengah pertama.