SAMARINDA, KOMPAS.com – Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji mengunjungi empat mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan perakitan 27 bom molotov.
Kunjungan dilakukan di Mapolresta Samarinda, Rabu (3/9/2025), usai konferensi pers kepolisian.
Seno Aji mengatakan kedatangannya untuk memastikan para mahasiswa tersebut mendapatkan perlakuan baik selama proses hukum.
Baca juga: 4 Mahasiswa Unmul Jadi Tersangka Kasus 27 Bom Molotov, Kampus Siap Beri Pendampingan Hukum
Ia mengaku lega setelah berdiskusi langsung dengan para mahasiswa maupun dengan Kapolresta Samarinda.
“Oh, ada apa ini? Saya ingin memastikan bahwa adik-adik diperlakukan dengan baik oleh pihak kepolisian, dan syukur alhamdulillah memang sangat diperlakukan dengan baik oleh Pak Kapolres,” kata Seno Aji.
Menurutnya, keempat mahasiswa itu merupakan calon tenaga pendidik yang masih memiliki masa depan panjang.
Dua di antaranya tercatat sebagai mahasiswa semester 5, sementara dua lainnya di semester 7.
“Mereka ini adalah anak-anak kita semua. Ada yang sedang KKN juga dan saat ini mengajar. Maka itu kami prioritaskan juga kondisi psikologisnya agar tetap baik,” ujarnya.
Terkait status penahanan, Seno menegaskan pihaknya tidak akan melakukan intervensi hukum.
Menurutnya, upaya penangguhan penahanan akan diserahkan sepenuhnya kepada kuasa hukum dan pertimbangan kepolisian.
“Kami percaya kepada kepolisian. Kalau ada permohonan penangguhan, nanti kuasa hukum yang ajukan, dan kepolisian yang menilai apakah layak atau tidak,” katanya.
Selain berbicara soal kondisi mahasiswa, Seno juga menanggapi isu yang muncul dalam aksi demonstrasi sebelumnya, yakni dugaan korupsi dan krisis ekologis di Kaltim.
“Kalau masalah KKN tentu kita serahkan ke aparat hukum. Sedangkan soal ekologi, kami bersama legislatif dan eksekutif sedang berupaya agar marwah Kalimantan Timur tetap terjaga,” jelasnya.
Ia juga memaparkan hasil rapat koordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terkait stabilitas daerah.
Menurut Seno, Kaltim mendapat apresiasi sebagai daerah yang kondusif karena demonstrasi berlangsung tertib tanpa kerusakan berarti.
“Kami terbuka untuk berdiskusi. Aspirasi mahasiswa dan masyarakat akan kami evaluasi dan, bila perlu, dibawa ke pusat. Tapi kami pesankan, aksi harus dilakukan dengan damai, tidak merusak, dan setelah itu kembali belajar sebagai mahasiswa yang baik,” tutur Seno.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini