PALANGKA RAYA, KOMPAS.com - Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran mengajak masyarakat provinsi setempat untuk tetap menjaga kondusivitas di tengah riuhnya aksi demonstrasi di berbagai daerah.
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini meminta masyarakat untuk mengamalkan falsafah Huma Betang, filosofi rumah khas suku Dayak yang menyimbolkan kerukunan.
Baca juga: 16 Kabupaten Terdampak Perusakan, Ahmad Luthfi Keluarkan 4 Instruksi untuk Bupati dan Wali Kota
Gubernur Agustiar Sabran mengaku mempersilakan masyarakat untuk melakukan aksi damai atau demonstrasi dalam rangka mengkritik kebijakan pemerintah, karena itu adalah hak bagi warga di negara demokrasi.
“Berdemokrasi boleh, tapi tentu harus bertindak sesuai aturan, jangan sampai anarkis,” ujar Agustiar saat diwawancarai awak media usai menghadiri doa bersama lintas agama oleh komunitas ojol yang digelar di kawasan Tugu Soekarno, Jalan Ahmad Yani, Palangka Raya, Kamis (4/9/2025).
Dia juga meminta masyarakat untuk menjaga keharmonisan lewat filosofi rumah betang (Falsafah Huma Betang) khas suku Dayak.
“Filosofi Huma Betang harus dijaga, silakan gelar aksi dengan damai dan mengedepankan persatuan,” tuturnya
Ia juga mengingatkan agar nilai-nilai falsafah Huma Betang, rumah betang khas Dayak yang sarat makna kerukunan, dijunjung tinggi dalam menyampaikan pendapat.
“Falsafah Huma Betang harus kita jaga, karena siapa lagi yang menjaga kerukunan tanpa peran kita bersama,” tuturnya.
Baca juga: Demo BEM SI Bubar, Pasukan Oren Sapu Jalanan Depan Gedung DPR
Dia turut mengapresiasi solidaritas aliansi ojol di Palangka Raya yang sudah menggelar aksi damai dan doa bersama untuk Affan Kurniawan dan pengemudi ojol lainnya yang meninggal dunia.
“Kebersamaan, simpati, dan kepedulian komunitas ojol di Palangka Raya terhadap peristiwa itu begitu besar,” ujarnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini